DLH Kota Cimahi Terus Menggalakan Program Pengurangan Sampah Sejak Dari Sumber

DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi terus menggalakan program pengurangan sampah sejak dari sumber. Program yang terus dikebut adalah Zero Waste City.
Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, timbulan sampah tahun 2019 mencapai 270,399 ton per hari (100 persen). Sampah-sampah itu dihasilkan dari berbagai sumber.
Komposisi sampahnya meliputi sampah organik 50,6 persen, kertas 8,6 persen, plastik 15,6 persen, logam 3,1 persen, kain 5,3 persen, gelas kaca 3,0 persen, B3RT 1,4 persen dan sampah lainnya 12,5 persen.

Kepala DLH Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengungkapkan, dari total timbulan sampah itu, yang bisa tertangani hanya 259,757 ton (96,06 persen) per hari, dan yang tidak tertangani 10,642 ton (3,94 persen) dalam sehari.

“Yang tertangani itu ada yang tereduksi dari sumber (pengurangan) sebesar 37,077 ton ata 3,71 persen sehari. Kemudian yang diangkut ke TPA sebanyak 222,68 ton per hari atau 82,35 persen,” terangnya saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Selasa (25/2/2020).

Selama ini, timbulan sampah yang tertangani diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan yang tereduksi atau pengurangan dilakukan melalui program Zero Waste maupun di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang tersebar di Kota Cimahi.

Dikatakan Ronny, yang menjadi fokus utama pihaknya dalam penanganan sampah adalah pengurangan volume yang dibuang ke TPAS. Sebab, dari 96,06 persen sampah yang tertangani, persentasinya dominan masih dibuang ke TPAS.

Kondisi tersebut belum sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis Sampah dan rumah Tangga.

Dalam Perpres itu menyebutkan bahwa persentasi yang dibuang ke TPA maskimal 70 persen dan 30 persen harus direduksi sejak dari sumber dan dikelola di wilayah kabupaten/kota. “Di kita baru 16 persen, tahun ini targetnya bisa nambah 4 persen,” ucap Ronny.

Untuk memenuhi ketentuan itu, pihaknya saat ini terus menggalakan program Zero Waste. Selain menyasar wilayah, pihaknya juga sudah merambah sekola-sekolah untuk melakukan edukasi penanganan sampah sejak dari sumber.

Sebab, kata Ronny, dari komposisi sampah plastik sebesar 15,6 persen dan sampah lainnya 12,5 persen salah satunya adalah sampah kemasan makanan dan minuman yang dihasilkan dari sekolah.

“Pengurangan sampah dari sekolah kita lakukan melalui gerakan siswa bertumbler dan membawa kotak makanan (misting),” jelasnya.

Berdasarkan pemantauan dari 8 sekolah dengan 7,257 siswa yang sudah dirangsan program tersebut, terang Ronny, maka sampah yang bisa dikurangi bisa mencapai 90,7125 kilogram per hari. Jika seluruh sekolah di Kota Cimahi sudah melakukan hal serupa, lanjut dia, maka jumlah sampah yang bisa dikurangi akan lebih banyak lagi.

“Hal tersebut sangat membantu dalam pengurangan sampah di Kota Cimahi untuk mencapai target pengurangan 30 persen sampah,” pungkasnya.(Hms/Tedi)