Warga Minta Bupati Purwakarta Tutup Perusahaan Tambang PT. MSS

KEDATANGAN Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Hj, Anne Ratna Mustika, SE ke korban bencana hujan batu yang di timbulkan PT. MSS di Kp. Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Kamis (10/10/2019) langsung disambut curhatan warga.

Terutama terkait berjatuhannya hujan batu berukuran besar yang menggerus sedikitnya 7 rumah penduduk dan 1 unit bangunan madrasah serta memporak porandakan perkampungan mereka. Biang keladi kesengsaraan rakyat setempat diakibatkan oleh kecerobohan PT. Mandiri Sejahtera Sentra (PT. MSS) yang menggunakan Blasting/peralatan peledakan batu saat penambangan galian C.

Dihadapan Bupati Purwakarta yang biasa disapa Ambu Anne mereka meminta agar Pemerintah untuk segera menutup pertambangan tersebut. “Ya ketika saya kesana mereka meminta agar perusahaan (PT.MSS-red) itu untuk ditutup saja,” kata Ambu Anne.

Apalagi menurut sejumlah pengakuan warga, pihak perusahaan pun tidak ada kontribusi kepada warga sekitar. Bahkan dari jumlah pegawai di perusahaan tersebut hanya empat orang warga yang bekerja diperusahaan itu.

Bupati Hj.Anne Ratna Mustika, SE (PT MSS)
Bupati Purwakarta Hj. Anne Ratna Mustika, SE menghibur anak – anak dan warga korban hujan batu PT. MSS

“Mereka mengaku tidak ada kontribusi pihak perusahaan kepada warga hanya empat orang warga setempat yang dipekerjakan disana,” jelas Ambu Anne.

Terkait status PT. MSS selaku perusahaan tambang tersebut, Ambu Anne mengatakan bahwa pihaknya akan menunggu hasil investigasi dari inspektur pertambangan dalam tujuh hari kedepan.

Bahkan ketika pertemuan dengan pihak PT. MSS terlihat Ambu Anne merasa tidak puas setelah mendengar penjelasan yang di berikan PT. MSS.

Pihak PT. MSS mengkronologikan kepada Bupati Anne seputar kejadian jatuhnya batu tersebut karena faktor batu yang menempel di gunung tersebut.

“Kalau memang terbukti batu jatuh tersebut karena blasting, saya harap ditutup saja apalagi penuturan warga batu yang jatuh itu bentuknya seperti terbelah beda kalau memang menggelinding,”tegas Ambu Anne dengan nada ketus.

Diutarakan Bupati, diareal tersebut tidak ada meninggalkan bekas seperti layaknya batu menggelinding dari atas gunung. Apabila diketahui hasil investigasi akibat kesalahan SOP maka pihaknya meminta agar Pemprov Jabar untuk mencabut izinnya.

Selain itu menurutnya, secara kesuluruhan perusahaan pertambangan di Purwakarta kepada PAD Purwakarta tidak terlalu memberikan kontribusi yang sebanding dengan kerusakan lungkungan yang ditimbulkan. Bahkan PT. MSS saja dalam setahun hanya memberikan kontribusi maksimal Rp. 1,5 Milyar.

“Bandingkan saja dengan kerusakan yang ditimbulkan, jalan kabupaten rusak, kondisi lingkungan juga rusak. Saya kira wajar apabila permintaan warga dan dari Pemda Purwakarta juga untuk ditutup saja itu perusahaan,”jelas Ambu Anne.

Sedangkan untuk warga Kp. Cihandeleum yang berjumlah 58 KK atau 320 jiwa, Pemkab Purwakarta memberikan bantuan berupa trauma healing. Bupati melihat dan mendengar langsung ketika ke lokasi. Tampak warga masih trauma dan takut kembali ke rumah.

“Kita siapkan petugas trauma healing untuk warga, karena secara psikologis mereka masih terbayang melihat batu besar yang menggelinding meluluh lantakan rumah-rumahnya. Hal ini menimbulkan dampak trauma yang hebat,” katanya.

Sementara informasi yang didapat dialogpublik.com dari Dinas Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta menyebutkan, kejadian hujan batu terjadi pada hari Selasa tanggal 08 Oktober 2019 sekira jam 13.00 wib telah terjadi batu ledak dengan tonase 200 ton menimpa sejumlah rumah warga

Orang pertama yang melaporakan adanya kejadian adalah Azis (30), warga Kp Pasirpeteuy, Desa Pamoyanan, Kec Plered, Kabupaten Purwakarta. Kendati tidak ada korban jiwa yang meninggal dunia namun kerugian materi cukup besar ditambah dampak psikologis traumatik warga setempat.

Kronologis kejadiannya, hari itu PT MSS melakukan Blasting/peledakan batu. Ledakannya mengakibatkan batu beterbangan menimpa rumah-rumah disekitar pemukiman warga setempat.

Usai kejadian warga masyarakat marah dan berbondong bondong mendatangi pihak perusahaan untuk meminta pertanggungjawaban. Dari hasil pengecekan dilapangan dan menurut keterangan saksi, batu tersebut jatuh dari ketinggian sekira 500 meter kerumah warga yang ada di bawah gunung tempat perusahaan penambang. Kerugian materi akibat kelalaian PT. MSS ditaksir mencapai jumlah sekitar Rp. 460 juta.(jab)

dialogpublik.com