SEDIKITNYA 1000 hektar lahan di Rancabali dissiapkan untuk pengembangan obyek wisata.di lingkungan Agro Wisata N.(PTPN) 8.Untuk itu pihak pengelola menawarkan, jika ada investor yang siap menanamkan modalnya.di Rancabali.
” Kita siapkan 1000 hektar, silakan jika ada investor yang ingin menanamkan modalnya untuk pengembangan wisata di Rancabali. Barangkali rekan-rekan wartawan yang punya hubungan dengan investor, silakan tawarkan,” ujar Penanggungjawab Unit Rancabali dan Malabar pada Agro Wisata N8, Sergieus Windhiya, saat kegiatan rapat kerja (raker) dan Orientasi Kewartawanan Keorganisasian (OKK) PWI Kabupaten Bandung, Kamis (10//20209) di Rancabali Tea Resort, Rancabali Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sergieus mengatakan, Agro Wisata N8 merupakan unit bisnis yang dimiliki PTPN VIII dan sudah berjalan sekitar 11 tahun. Dia menyebutkan, agro wisata tersebut berada di lima daerah, yakni Ciater Subang, Tugu Mas Puncak Bogor, Walini Rancabali, Tenjoresmi Sukabumi.dan. Malabar Pangalengan Kabupaten Bandung.
Setiap unit ujarnya, memiliki ciri khas yang berbeda-beda, seperti di Rancabali selain pesona alamnya yang indah, juga adanya air panas. Untuk memanjakan wisatawan pengelola Racabali Tea Resort menyiapkan 15 unit villa dengan kapasitas hunian untuk 78 orang.
Sejalan dengan pengembangan obyek wisata, pengelola Rancabali Tea Resort juga akan menanbah fasilitas menginap dengan membangun Villa Kidang Kencana dua.
“Villa Kidang Kencana menjadi daya tarik wisatawan untuk menginap Jadi kita akan membangunnya kembali vila kidang kencana yang ke dua” tuturnya.
Sememtara di Tenjoresmi bangunan anti gempa, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung. Sementara di.Malabar, lebih pada wisata historikelnya. Rumah Bosca yang ada di wilayah itu, jadi tujuan para wisatawan yang datang dari negeri Belanda. “Para wisatawan itu umumnya ingin napak tilas,karena mereka ternyata masih keturunannya pak Bosca,” tuturnya.
Lebih jauh Sergieus menuturkan, akibat pandemi Covid -19 objek wisata yang dikelolanya itu sempat ‘lesu” bahkan berakhir dengan penutupan hingg tiga bulanan. Namun setelah keluarnya kebijakan pemerintah, untuk membuka kembali usaha wisata jelasnya, angro wisata N 8 kondisinya berangsur pulih, bahkan okupasinya kembali normal.
Sergieus mengaku kaget, saat objek wisata dibuka, kunjungan wisatawan cukup banyak, bahkan melebihi target. Memang akunya, dengan keharusan menerapkan protokol.kesehatan, wisatawan menolak saat disodorkan formulir.untuk.mengisi indentitas dirinya masing-masing.
“Awalnya.banyak wisatawan yang imenolak.mengisi formulir yang kami berikan, tapi lama kelamaan mereka paham,” tuturnya.
Sementara, Ketua Puskopkar PTPN VIII Rancabali, Heri Hermawan, mengatakan pihaknya berencana mengembangkan objek wisata di sekitar Pemandian Air Panas Walini.
“Kami akan mengembangkan objek wisata Taman Kolecer, Objek Wisata Gunung Bangku, Curug Tilu, serta peningkatan wahana dan fasilitas di kolam eksisting,” paparnya.
Dikatakannya, target pengembangan rencananya berakhir diawal 2021, harapan agar bisa dinikmati wisatawan saat libur hari raya tahun depan
“Pemandian kolam air panas saat ini sudah dibuka. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid 19,” imbuhnya.
Dia menuturkan, dalam satu bulan terakhir tingkat kunjungaa, mulai ramai walaupun masih jauh dibanding kondisi normal, yaitu sekitar 30%. Ini sangat dimaklumi, mengingat wisatawan belum berani berkunjung di keramaian. (nk)