Taman Kota Kuningan Direvitalisasi Dengan Biaya Sebesar Rp 14,3 Miliar

REVITALISASI Alun-alun Kuningan mulai diadakan pemagaran, pembongkaran pagar-pagar besi termasuk didepan taman relief dan pepohonan disekeliling Taman Kota dirobohkan menggunakan mobil ‘Beko’. Revitalisasi tersebut tidak hanya penataan alun-alun (Taman Kota Kuningan) tetapi termasuk Masjid Agung Syiarul Islam dan akan dibangun pula jembatan penyebrangan orang (JPO) yang membentang dari masjid Agung Syiarul Islam menuju alun-alun, dengan biaya sebesar Ro 14,3 miliar yang diperolah dari Pemprov Jawa Barat.

Demikian dijelaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kab Kuningan HM Ridwan Setiawan, M.Si, MH saat dimulai pematokan alun-alun, Senin (28/09/2020).

Dikatakan bahwa, biaya revitalisasi alun-alun tersebut diperoleh dari Pemprov Jabar sebesar Rp 14,3 miliar, dengan target bisa selesai pada ahir bulan Desember 2020, artinya ‘wajah baru’ Taman Kita Kuningan pada pergantian tahun baru sudah bisa dinikmati okeh masyarakat.

Proyek revitalisasi alun-alun ini dikerjakan oleh H Muhtar Luis salah seorang rekanan pribumi. “Saya sudah intruksikan kepada pihak pelaksana, agar bekerja siang malam untuk mengejar target,” ujar Ridwan disela-sela giat pematokan.

Ridwan juga berpesan agar proyek memperhatikan kualitas, arsitek dan tentu estika karena proyek ini besar dan untuk dinikmati masyarakat.

Selain itu, Taman relief akan ditata dan akan dipasang tugu nol Kuningan, sehingga alun-alun Kuningan memiliki daya tarik dengan penataan yang artistik.

Bila pembangunan taman, penataan masjid dan JPO tersebut selesai, akan dilanjutkan pada tahun 2021. Dengan sasaran pembuatan baseman (tempat parkir) serta food court dibagian atas. “Lokasi yang akan dihancurkan yaitu bangunan KNPI, PP, dan bangunan Dewan Pendidikan, yang akan dijadikan tempat parkir dan food court pedagang”, paparnya.

Nanti kalau sudah beres taman dan masjid menjadi ruang terbuka publik sehingga dilarang ada penjual disepanjang lokasi tersebut.

“Diharapkan revitalisasi alun-alun bila selesai seluruhnya, khususnya taman kota dan masjid agung Syiarul Islam akan menjadi ruang publik. Kedepan ruang terbuka publik ini, dilarang ada pedagang berjualan di lokasi tersebut”, ujar Ridwan.

Sementara itu, sedikitnya 170 orang PKL yang biasa mangkal diseputar taman kota terpaksa harus ‘hijrah’ dulu ke beberapa lokasi. Sebagian PKL disediakan tempat didepan kantor Arsip Jl Aria Kamuning, di Jl Langlang Buana dan Jl Siliwangi. Sedangkan angkutan tradisional ‘Delman’ yang biasa mangkal di alun-alun, di alihkan ke Jl. Syekh Maulana Akbar Kuningan. (H WAWAN Jr)