Pemkot Perpanjang Jajaran Direksi PDAM Tirtawening

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung memperpanjang jajaran direksi PDAM Tirtawening. Perpanjangan jajaran direksi lama ini diharapkan mampu melanjutkan program pelayanan air bersih di Kota Bandung.

Tiga direksi PDAM Tirtawening menandatangani kontrak baru untuk periode 2019-2023. Mereka adalah Sonny Salimi yang masih dipercaya sebagai Direktur Utama, lalu Trisna Gumilar sebagai Direktur Umum dan Novera Deliyasma berposisi Direktur Air Limbah.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, akan menggelar lelang terbuka untuk posisi Direktur Air Minum yang masih kosong.

“Sebelumnya sudah saya kumpulkan para direksi ini. Saya kasih arahan kepada mereka di tahun berikutnya apa yang sudah dikerjakan sekarang dituntaskan secepatnya. Terutama mengutamakan pembangunan dari sisi pengadaan air baku,” ucap Oded di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Senin (30/12/2019).

Oded menuturkan, persoalan cukup berat bagi PDAM Tirtawening adalah Kota Bandung tidak mempunyai sumber air baku. Direksi harus segera mencari solusinya.

“Karena persoalan Kota Bandung di air baku. Ini tidak sederhana, karena kan kita tidak punya air baku. Karena kita dari kabupaten, dan dari situ Cipanunjang juga sama tergantung air hujan. Saya minta semua pejabat struktural agar air baku bisa ditingkatkan,” jelasnya.

Sedikit masukan Oded untuk menambah pasokan air baku ini PDAM Tirtawening yaitu dengan memanfaatkan ‘seke’ atau mata air dan aliran sungai di Kota Bandung. Kendati debit airnya kecil, sambung dia, setidaknya bisa dioptimalkan.

“Ada upaya bahan baku air makanya saya minta disamping dari yang primer di Situ Cipanunjang, dan mungkin pipanya harus diperbaiki segala macem, dan kedua walaupun debitnya kecil ada 40 sungai yang melewati Kota Bandung itu bisa dioptimalkan dengan cara penyaringan kaya di cafe walungan,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirtawening, Sonny Salimi mengatakan, untuk penambahan air baku terdapat dua faktor utama yang menunjang. Pertama, dari faktor alam yang kendalinya diluar jangkauan manusia.

Kemudian dari faktor lingkungan di kawasan Bandung Raya yang dinilai Sonny pengelolaannya kurang begitu baik. Untuk bisa mengolahnya, diperlukan koordinasi yang kuat antar pemerintah kota dan kabipaten di seputaran Bandung Raya.

“Ini harus ada upaya panjang dan konsisten, Bandung kan cekungan dan posisi kita ada di tengah sementara atasnya di utara atau selatan itu kabupaten. Harus asa sinergi bagaimana mengelola lingkungan dengan baik, sementara aliran sungai kan tidk mengenal administrasi,” katanya.

“Tentunya saya tidak akan berhenti untuk menyuarakan bagaimana pengelolaan lingkungan di cekungan Bandung menjadi lebih baik sehingga dampaknya airnya bisa kita manfaatkan,” imbuh Sonny.(DP)

dialogpublik.com