Kunjungan Dewan, Sakiti Hati Rakyat

SERINGNYA anggota dewan melakukan kunjungan kerja, justru akan lebih menyakiti hati rakyat. Saat ini seluruh anggota DPRD Kabupaten Bandung tengah melakukan kunjungan kerja keluar daerah dalam provinsi.

“Jadi kalau yang lain mau pergi silahkan saja, tapi buat saya engga. Karena seringnya dewan pergi kunjungan kerja, justru semakin menyakiti hati rakyat,” jelas Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung H.Yayat Hidayat, MM saat ditemui disela – sela kegiatan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2019 tingkat Kab Bandung, Senin (29/4/2019) di Sutan Raja Soreang.

Dia menjelaskan, seringnya media memblowup kegiatan study banding anggota dewan justru semakin sakit hati rakyat. Jadi jika mau tentang dewan yang ada manfaatnya buat masyarakat, yang menggigit lah.

h.bandrun
H.Asep Badrun Mulyana

Ungkapan senada dikatakan aktivis Kabupaten Bandung, H.Asep Badrun Mulyana Menurutnya, dimasa akhir jabatan DPRD Kabupaten Bandung periode 2014 – 2019 sebaiknya melakukan pertanggungjawaban kinerjanya pada partai dan rakyat.

“Dimasa akhir jabatan itu, tidak ideal jika terus melakukan kunjungan kerja Itu sama dengan aji mumpung. Minimal tiga bulan sebelum akhir jabatan setiap anggota dewan wajib mempertanggung jawabkan kinerjanya. Bukan aji mumpung dengan melakukan penghamburan anggaran, yang dibungkus study banding,”jelasnya yang sitemui secara terpisah di Katapang, Kab Bandung.

Selama ini citra dewan sangat jelek, tapi akan semakin hancur jika anggota tidak berubah sikap. Seperti kolaborasi dengan eksekutif, menyetujui pembangunan infrastruktur dengan imbalan paket proyek. Setiap anggota tidak cukup satu, tapi puluhan proyek sudah dialoksikan. ” Ya perorang itu sedikitnya ada yang dapat 10 atau 20 paket, uniknya dia sama sekali tidak mengerti soal proyek,” ungkapnya.

Asep berharap, untuk dewan yang akan datang lebih kapabel, mampu meningkatkan citra dewan dengab kinerja yang baik. Tidak berebut proyek, karena itu bukan alasanya dewan dan lebih mementingkan kepentingan masyarakat. Karena mereka dipilih bukan sebagai wakil keluarganya atau partainya, tapi amanah dari rakyat. (nk/hen/bas)

dialogpublik.com