Untuk Mencalonkan Kembali Ketua Golkar, Dadang Naser “Masih Pikir-pikir”

JELANG  musyawarah daerah (musda) Partai Golkar Kabupaten Bandung, suhu politik mulai menghangat. Para kader potensial tengah membidik, untuk merebut kursi ketua Partai berlambang pohon beringin, masa bakti 2020 -2025.

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung, Dadang M Naser membernarkan jika musda Golkar kabupaten dengan 280 desa/kelurahan akan digelar tahun ini. “ Muda akan dilaksanakan tahun ini, hanya tanggal pastinya belum jelas masih menunggu petunjuk dari DPD Golkar Jawa Barat,” jelasnya pada insan media, Rabu (16/12/2020) di Soreang.

Mengenai kemungkinan dirinya mencalonkan kembali, Dadang mengaku, masih pikir-pikir.  “Saya masih pikir-pikir atas pencalonan ini. Tapi kalau nanti ada permintaan dari pusat maupun sumber suara (plur,red) akan dipertibangkan,” tuturnya

Saat ditanya rencanan pencalonan Dadang Supriatna, menurutnya hal yang tidak mungkin. Karena Kang DS, biasa disapa, sudah keluar dari Partai Golkar jadi untuk ikut dalam bursa pencalonan ketua DPD Golkar tidak memenuhi syarat.  Dia menambahkan,  hak demokrasi di tubuh Golkar Kabupaten Bandung ada 35 suara, diantaranya 31 dari kecamatan dan 1 dari provinsi.

Jadi dengan munculnya empat nama calon yang siap meramaikan bursa Ketua Golkar, mernurut Dadang, serahkan saja ke plur. “ Yang jelas dari calon itu, saat Penilihan kepala daerah (pilkada)  diantaranya ada yang tidak mendukung  calon dari Golkar. Ya kita serahkan saja ke plur,” tegasnya.

Lebih jauh Dadang menegaskan, pasca Pilkada serentak 2020 Golkar tidak akan menjadi oposisi. Sebab dalam  demokrasi indnesia tidak mengnal oposisi,  tapi  ada sikap saatnya untuk mengkritisi atau mendukung. Kemungkinan untuk masuk dalam koalisi gemuk yang dimiliki calon lawan, dia menegaskan, koalisi  silakan saja tetapi tidak diperjalan.

Untuk di lingkup DPRD ujarnya, sebagai dewan itu sama-sama negarawan jadi silakan bergabung lagi di Panitia khusus (Pansus), Badan musyawarah (bamus) serta di komisi, karena sebagai wakil rakyat sama-sama punya peran. Berbeda dengan pemerintah pusat, yang dimaksud pemerintah daerah, eksekutif dan legislatif itu satu jiwa.

”Tetapi jika ada yang harus dikritisi, ya kita kritisi saja baik eksekutif maupun legislatif,” tuturnya seraya menambahkan, hasil Pilkada tidak akan berpengaruh pada perolehan suara Golkar di Pemilu akan datang. Dadang mengaku, optimis suara Golkar akan bertambah. (nk)