UNTUK memperkuat visi dan misi sebagai sebuah organisasi kemanusiaan berbasis penyelamatan (rescue), Kawanua Rescue Indonesia (KRI) mengadakan rapat kerja (raker) di Jakarta, Sabtu 29 Mei 2021. Raker yang digelar di Aula KH Abduramhan Wahid, BP2MI, dan dipimpin langsung Ketua Umum, Max R. Boseke, membahas berbagai program kerja dengan mengacu pada visi dan misi organisasi.
Visi KRI adalah “Manusia Hidup untuk Menghidupkan Manusia Lain”, sedangkan misinya “Melatih Para Relawan agar Memenuhi Syarat Berpartisipasi dalam Penanganan Bencana”. Oleh karena itu, dalam arahan di awal raker, Max Boseke mengajak seluruh pengurus KRI untuk bekerja maksimal sebagai relawan kemanusiaan sesuai bidang masing-masing.
Max mengungkapkan bahwa kehadiran KRI adalah untuk membantu pemerintah dalam kaitan dengan penanggulangan bencana di tanah air. Sekretaris Utama Badan SAR Nasional (Basarnas) 2009-2015 itu mengingatkan tugas-tugas pokok KRI saat ini yaitu tanggap darurat, trauma healing (proses penyembuhan secara psikoligis kepada korban bencana), dan dapur umum.
Disampaikan juga bahwa KRI tidak melupakan kegiatan menghimpun dan menyalurkan bantuan sosial kepada para korban bencana. Seperti tersiar dalam website KRI, kawanuarescue.com, program KRI menyasar pada penanggulangan bencana kepada para korban bencana alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin badai dan tsunami, dan korban-korban bencana non-alam seperti kecelakaan transportasi udara, laut/sungai, dan darat.
Sejak dideklarasikan akhir Oktober 2020 lalu, KRI sudah melakukan berbagai aktivitas kemanusiaan seperti evakuasi korban banjir di Jakarta dan Bekasi pada saat banjir melanda Jabodetabek dan sebagian wilayah Indonesia Februari lalu, dengan menerjunkan tim perahu karet. Masih dalam kaitan dengan bencana banjir dan longsor pada Februari lalu, KRI juga telah menyalurkan bantuan sosial berupa sembako dan pakaian layak pakai kepada korban-korban bencana di sejumlah daerah seperti Pandeglang (Banten), Indramayu (Jawa Barat), dan Manado (Sulawesi Utara).
Baru baru ini KRI juga mengumpulkan bantuan untuk para korban bencana di Kupang (NTT). Arahan Max Boseke kepada peserta raker direspon dengan paparan program kerja masing-masing bidang dan seksi di KRI. Khusus terkait program pelatihan para relawan KRI yang menjadi misi KRI, diungkapkan bahwa dalam hal itu telah dibentuk tim gugus tugas (task force) yang menyusun modul-modul sebagai acuan pelatihan. Modul-modul tersebut bahkan dapat digunakan oleh pihak lain di luar KRI untuk melahirkan tenaga-tenaga relawan penanggulangan bencana yang terampil dan terlatih.
Saat ini, kata Max Boseke, KRI sudah menjalin kerjasama dengan Basarnas dan sudah terdaftar sebagai potensi SAR, sementara di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat sebagai organisasi relawan. Ke depan, KRI akan bekerjasama dengan instansi-instansi terkait lainnya, termasuk pemerintah daerah, baik provinsi, maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan menggunakan modul-modul pelatihan yang saat ini masih dalam tahap peyempurnaan.
Hadir dan memberikan arahan dalam raker yang diikuti 50 pengurus inti KRI sesuai kapasitas aula berdasarkan protokol kesehatan ini adalah anggota Dewan Penasihat, Sylvia Mogot de Winter, dan Ketua Dewan Pembina, Angelica
Tengker. KRI adalah organisasi atau perkumpulan resmi di Indonesia yang berkegiatan berdasarkan Surat Keputusan Kemenkumham tanggl 22 Februari 2021. Pada akhir Maret lalu, kepengurusan KRI dikukuhkan di Jakarta, antara lain ditandai dengan penandatanganan kerjasama KRI dengan Basarnas. (Humas KRI)