DESA wisata Margahurip bisa menjadi alternatif untuk piknik di masa sulit ekonomi, akibat Pandemi Covid 19. Kenapa tidak, masyarakat yang ingin menikmati pesonal alam Margahurip tidak dipungut biaya alias gratis.
Margahurip yang lebih dikenal dengan sebutan Dewi Hurip, terletak di kawasan Bandung selatan, tepatnya di Kampung Astaraja RT 03 RW 13, Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
Dewi Hurip selain menyuguhkan pesona alam, pengunjung pun dimanjakan dengan berbagai macam edukasi, seperti permainan katapel, jamparing ( panahan) hingga cara bercocok tanam atau berkebun.
Selain itu ada juga wisata air di sungai Cigeureuh. Tetapi bagi yang tertarik tanaman gurun pasir, pas juga datang ke Dewi Hurip, sebab di lokasi obyek wisata itu, terdapat areal yang dijadikan pembibitan pohon kurma.
Untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi, rencananya pengelola Dewi Hurip akan membangun mini zoo atau kebun binatang mini.
Dewi Hurip merupakan salah satu desa wisata yang mengalami kemajuan pesat. Selain memiliki pesona alam yang bisa dijual, keramahan masyarakatnya pun jadi modal untuk menarik pengunjung kembali menyambangi Sang Dewi.
Seperti dikatakan penggerak Desa Wisata Dewi Hurip, Mulyana, setiap.minggu pengunjung Dewi relatif banyak. Mereka tidak saja datang.dari Banjaran, tetapi juga dari luar Kabupaten Bandung.
“Pengunjung Dewi itu setiap minggunya banyak. Umumnya sih anak muda, mereka bukan saja menikmati pesona alam tetapi ingin belajar katapel dan jamparing, ” ujarnya, Senin (1/9/2020) di Banjaran.
Dia menjelaskan, hingga kini Dewi digratiskan karena pengelola, yakni pihak Desa Margahurip tidak berharap keuntungan dari tiket masuk obyek wisata. Tetapi ujar Mulyana, sesuai tujuan awal lahirnya Dewi Hurip untuk.meningkatkan perekonomian masyarakat Margahurip, umumnya warga Banjaran.
Kini Dewi genap berusia 7 tahun, lahirnya pun dibidani para penggiat lingkungan, tokoh masyarakat. Selain itu didukung pula oleh kepala desa Margahurip, Dinas Pariwisata dan Budaya (Parbud) Kabapaten Bandung, Dinas Lingkungan Hidup, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Perusahaan Jasa Tirta ( PJT) II.
” Alhamdulilah dengan menggandeng penggiat usaha kecil dan industri ekonomi kreatif, masyakat Margahurip bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungannya. Mudah-mudahan rejeki kami bisa bertambah khususnya, untuk para pedagang mampu meningkatkan penghasilannya,” ungkap Mulyana.
Dia berharap, masyarakat agar dapat menjaga destinasi wisata yang ada dengan baik, terutama dalam hal kebersihan. “Tolong dijaga keberadaan Dewi Hurip, dengan menjaga kebersihannya terutama dari masalah sampah. Jangan sampai kotor, sebab imagenya akan jelek,” paparnya.
Selama ini pembangunan Dewi Hurip, sumber dari para partisipan atau donatur, kas desa dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bandung. ***
Ditulis Oleh :
Hendra (Wartawan Dialogpublik.com)