Zonasi Rugikan Banyak Siawa, Dudi : Kembalikan ke Sistem NEM

SETIAP tahun, dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi memiliki prosentase tertinggi dibanding prestasi. Kebijakan itu, telah merugikan sebagian besar siswa, terutama yang berprestasi.

Demikian dikatakan Anggota Komisi D, DPRD Kabupaten Bandung H. Dudi Mustopa di Solokanjeruk, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2024).

“PPDB dengan sistem zonasi itu telah merugikan banyak siswa, terutama mereka yang berprestasi,” ujarnya.

Untuk itu, Dudi berjanji, akan terus berjuang agar sistem zonasi dihapuskan dan kembali dengan menggunakan Nilai Ebtanas Murni (NEM) terutama untuk tingkat SMP dan SMA.

” Saat ini, banyak siswa berprestasi secara akademik tapi tidak bisa masuk sekolah negeri, karena nilai mereka terpatahkan oleh sistem zonasi,” tuturnya.

” Untuk itu, saya akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat terkait dengan sistem zonasi tersebut, ” sambung Dudi.

Legislator partai PKB ini, mengaku, selama ini dirinya banyak menerima aspirasi dari masyarakat agar sistem zonasi dithapuskan dan dikembalikan ke sistem NEM.

Karena, dengan sisten zonasi yang berpeluang untuk masuk sekolah negeri hanya calon siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah. Sementara, yang domisilinya jaih dengan titik sekolah tidak bisa diterima, meskipun NEM nya besar.

Selain itu, masyarakat minta agar PPDB lembali ke NEM , karena itu menunjukkan prestasi belajar siswa selama menempuh pendidikan di sekolah.

Dudi berharap, dengan adanya aspirasi masyarakat tersebut, bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya di Kabupaten Bandung. (nk)