DIREKTUR Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Wikan Sakarinto kunjungi Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Cimahi di jln Pasantren KM 2, Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (5/11/2020).
Dalam kunjungan tersebut Wikan Sakarinto di dampingi Kepala Balai Besar pengembangan penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, Supriyono, M.Si, menyaksikan secara langsung aktivitas serta kegiatan rutin yang berlansung di balai.
Wikan Sakarinto mengatakan, pengembangan Pendidikan vokasi di Indonesia, salah satunya yaitu menjadikan 7 balai besar vokasi terbaik Indonesia menjadi sentral menciptakan bibit-bibit Kepala pendidikan Sekolah dan guru-guru SMK yang handal serta memiliki pola pikir atau mindset yang penuh dengan terobosan dan inovasi.
“Diantara balai balai tersebut, salah satunya yang menjadi icon terbaik dan diakui, baik secara nasional maupun international adalah BMTI Cimahi yang saya kunjungi hari ini”, ujarnya.
Balai Besar harus menjadi andalan utama dengan menjalani dua fungsi, yakni menjadi training center,dan mak comblang sehingga terjadinya link and match dengan dunia industri. Mereka melatih dan membina guru dan mak jomblangi dengan industri. Disisi lain, mereka harus memiliki target. Saat ini,kita targetkan dalam setahun kita bisa menghasilkan 5000-10.000 guru .
“Namun ada yang berbeda dengan Kepala Balai Besar pengembang penjamin mutu Pendidikan vokasi Cimahi, ditengah pandemic Covid, malah melatih dan membina lebih dari 20.000 guru. Luar Biasa, diluar prediksi dan dugaan kita”, ungkap Wikan Sakarinto
Focus balai besar adalah terus melakukan training kepada para kepala sekolah, guru-guru,maupun dosen agar mereka bisa menanamkan ke anak didik jiwa enterpreunership yang hebat.
Kehadiran Balai Besar penjaminan mutu tentu, “tidak saja menciptakan lulusan vokasi yang memiliki ijazah,tapi memiliki lulusan kompetensi dan skill.Untuk itu saya meminta agar balai besar ini memiliki kurikulum pelatihan guru yang bisa melatih guru, dosen sehingga mampu menciptakan lulusan SMK yang memiliki jiwa enterpreuner atau start up-start up yang hebat”, pungkasnya.(Tedi).