MELIHAT potensi dan meningkatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, menjadikan tantangan dan peluang bagi para pelaku industri kreatif di bidang penyiaran, khususnya bagi lembaga pendidikan ilmu komunikasi penyiaran.
Perkembangan penetrasi internet yang telah menjangkau 132 juta masyarakat Indonesia harus dibarengi dengan literasi media serta tersedianya berbagai ragam dan jenis konten positif dalam jumlah memadai.
Guna meningkatkan akselerasi dalam mengimbangi kecakapan dan dinamis nya perkembangan media informasi saat ini. Universitas Sangga Buana (USB-YPKP) Bandung menggandeng Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)Jabar dalam meningkatkan mutu pendidikan, pengajaran dan penelitian.
Rektor Universitas Sangga Buana (YPKP) Bandung Dr. H. Asep Effendi SE. M.Si, mengatakan, terjalinnya kerjasama dengan KPID Jabar memberikan nilai tambah bagi pendidikan dan pengajarannya karena kampus USB YPKP akan dikawal oleh para ahli media dan jurnalistik. Sehingga akan berimbas positif kepada mahasiswa maupun dosennya.
Terjalinnya kerjasama Tridarma perguruan tinggi dengan KPID Jabar telah terjalin di bidang pendidikan, pengajaran, dan penelitian. “Sekarang diperkuat kembali, mengingat USB YPKP memiliki program ilmu komunikasi penyiaran dari 16 program studi yang ada,” kata Asep Effendi seusai melakukan penandatanganan MoU dengan KPID Jabar, di Lembang, KBB, Rabu, (24/03/2021).
“Saya menilai sinergitas yang terbangun antara lembaga penyiaran dengan pendidikan ini sangat baik. Sebab bagaimanapun juga KPID maupun kami perlu mitra. Seperti untuk riset di industri ataupun penyiaran, dan ilmu komunikasi,” ungkapnya.
Sementara, Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet menilai adanya peluang yang terbuka lebar bagi para pelaku industri kreatif, khususnya di bidang penyiaran.
“Untuk menangkap peluang tersebut, kami mendorong kampus untuk melahirkan konten kreator dan berbagai industri kreatif di bidang penyiaran,” ujar Ketua KPID Jabar, Adiyana Slamet.
Untuk itu, KPID Jawa Barat mendorong lahirnya industri kreatif dari kampus khususnya di bidang penyiaran dan perfilman.
“Hal tersebut menjadi salah satu target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, perlu didorong dengan ekosistem simbiosis mutualisme yang baik dengan akademisi,” harapnya.
Peluang itu sangat terbuka lebar di era digitalisasi ini, mengingat 70% masyarakat Jawa Barat telah mengakses internet.
Sekarang tinggal bagaimana bersama-sama melakukan literasi media, agar masyarakat berdaya, dan melahirkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan,” tandasnya. (*)