UNTUK mewujudkan zero Stunting 14 % ditahun 2024, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Stunting tidaklah mudah. Pemkab Bandung Barat tidak bisa dilakukan salah satu stackeholder saja, melainkan perlunya sinergitas pentahelik, antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha termasuk peran media, semua ini harus berkolaborasi demi tujuan yang memegang prinsip saling melengkapi dan saling memperkuat demi terwujudnya kesejahteraan, hal tersebut diungkapkan Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, Kamis (2/2/2023).
Program untuk percepatan penurunan stunting dikabupaten Bandung Barat lanjut Hengky, yang dilakukankan dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting(TPPS) mulai dari tingkat Kabupaten,Kecamatan dan Desa, sedangkan langkah kedua sudah membentuk sebanyak 4.231 Tim Pendamping Keluarga(TPK), dilanjutkan dengan penunjukan lokasi prioritas Percepatan Penurunan Stunting,” terangnya.
“Upaya untuk penurunan Stunting ini perlu dilakukan penguatan dengan dukungan semua pihak baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat melalui intervensi spesifik maupun sensititif”
Sebenarnya lima tahun terakhir prevalansi stunting di KBB, mulai menunjukkan penurunan. Data yang tercatat di Pemkab Bandung Barat, pada tahun 2018 prevalensi stunting di wilayah KBB sebesar 52,55 %, tahun 2014 sebesar 36,69 %, tahun 2019 menurun lagi menjadi 30,80 %, tahun 2021 turun sedikit hingga 29,60% dan pada tahun 2022 turun2,3 % sehingga berada di posisi 27,30 %.
“Kita tetap berupaya keras agar prevalansi stunting di Bandung Barat, terus menurun. Anggaran yang kita sediakan pada tahun ini sebesar Rp 20 miliar, sebagai bentuk ikhtiar kita untuk mempercepat KBB zero Stunting, “imbuhnya.
Anggaran tersebut tersebar di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sesuai dengan program masing-masing yang khusus menyangkut percepatan penurunan angka Stunting, mudah-mudahan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras kita semua, penekanan angka Stunting ditahun 2024 bisa tercapai,”pungkasnya.( Diskominfotik KBB)