Teti Darmiyati Gadis Desa Ciporang Derita Penakit Tubuh Kaku Selama 12 Tahun

TETI Darmiyati gadis desa di dusun. Pataregan desa Ciporang Kecamatan Maleber Kab.Kuningan, sejak 12 tahun silam menderita penyakit aneh, tubuhnya kaku tak bisa bergerak dan hanya jari tangannya saja yang bisa digerakan. Betapa tidak.Penderitaan ini di alaminya sejak usia 19 tahun,

Upaya penyembuhan melalui pengobatan sudah dilakukan, baik secara medis maupun tradisional.Namun penyakit Teti tak kunjung sembuh, bahkan pihak keluarganya pasrah dengan dalih tak ada biaya untuk berobat. Sementara itu, pihak medis RSUD 45 Kuningan Saat ini tengah menangani pasien Teti Darmiyati, atas petunjuk Sekda DR Dian RY dan ketua LKKS Hj Ika.

Plt. Kadis Kesehatan Kab Kuningan, dr.Hj.Susi Lusiyani, MM, saat diwawancarai Senin (24/2-2020) menjelaskan, berdasarkan kronologis kesehatan dari Puskesmas Maleber, awal penyakit yang diderita Teti hanya berupa benjolan di bagian kepala saat dia berusia 4 tahun. Karena pengobatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan tidak tuntas dengan alasan pihak keluarga tidak ada yang bisa menemani, penyakit yang diderita Teti pun kemudian menjalar ke bagian tubuh lain hingga pada 12 tahun terakhir ini membuat seluruh tubuhnya kaku layaknya kayu, hingga disebutlah Teti dengan istilah ‘Manusia Kayu’.

“Melihat kondisi kesehatan Teti yang semakin memburuk akibat penyakit langka itu, sejak tahun 2017 kami dari Dinas Kesehatan telah memberikan perhatian serius terhadap kasus tersebut, dengan mengintruksikan kepada Kepala Puskesmas Maleber, untuk memberikan layanan kesehatan intensif dan merujuknya ke berbagai fasilitas kesehatan lanjutan untuk mendapatkan penanganan pengobatan,” tutur dr.Hj.Susi.

Pelayanan kesehatan juga melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) telah memasukan Teti dalam Program Jaring Pengaman Pangan (JPP) sejak tahun 2018, ungkap Kadis katan Kab.Kuningan, Dr.Ukas Suharsaputra.MP. disela-sela kesibukannya Senin (24-2-2020). Menurut Ukas, setiap bulannya, Teti mendapat bantuan paket sembako lengkap diantaranya, beras 20 kg, terigu 2 kg, minyak goreng 2 Kg, sarden kaleng, dan susu kaleng. Bantuan tersebut masih rutin diberikan hingga tahun 2020 ini terangnya..

“Yang bersangkutan sudah dibantu secara rutin sejak tahun 2018 dan akan terus dibantu Pemkab Kuningan selama tidak ada pihak lain yang menanggungnya. Tahun ini (2020) bukan hanya Teti yang dapat bantuan, namun 245 orang dhuafa lainnya pun mendapatkannya,” jelas Ukas.

Sementara itu, menurut keterangan Plt. Direktur RSUD’45 Kuningan, dr. Deki Saefullah, M.M.Kes, berdasarkan hasil diagnosa yang dilakukan pihaknya nya, dalam dunia medis kelainan yang diderita Teti disebabkan karena Autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh terutama bagian persendian. Sehingga sendi-sendi mengalami penyempitan dan terasa kaku seperti terjadinya pengapuran tulang.

“Alhamdulillah sudah ditangani secara medis sesuai SOP, dan direncanakan kemungkinan akan dibentuk tim barangkali, karena ini kan menyangkut berbagai aspek keilmuan. Disini melibatkan dokter penyakit dalam, dokter spesialis saraf, dan nanti mungkin dokter spesialis ortopedi terkait dengan tulangnya yang mengeras karena ada proses pengapuran diantara sendi-sendinya,” tuturnya saat dikonfirmasi di RSUD’45 Kuningan Senin (24/2-2020).

“Untuk penanganan penyakit yang diderita Teti, pihaknya akan terus berusaha semaksimal mungkin. Terkait adanya permasalahan penyakit Teti Darmiyati secara medis, pihaknya akan menginformasikannya kepada Pemkab Kuningan, karena dari segi fasilitas dan pengobatan pihaknya memiliki keterbatasan”, ujarnya ( H WAWAN JR)