SEDIKITNYA 51 rumah di Desa Randusari Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan yang terdampak pembangunan Waduk Cileweung akibat bencana alam pergerakan tanah di Blok Cipase, Blok Ciboso dan Blok Cileweung, yang mengalami kerusakan. Namun hingga saat ini belum menerima ganti rugi.
Sekartanu,SH salah seorang warga desa setempat menuturkan, ke 51 rumah tersebut mengalami rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat ketika terjadi pergerakan tanah pada 16 Pebruari 2021 silam.
Menurut informasi Kepala DPKPP Kabupaten Kuningan melalui Kabid Pertanahan, Rangga, S.STP, insya Allah ganti rugi akan segera direalisasi setelah dilakukan pengukuran. Menyusul pertemuan sebelumnya antara Bupati Kuningan, H. Acep Purnama dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Ismail Widadi di Kantor Bupati Kuningan, oekan silam (11/05/ 2021).
Penataan Kali Cikaro
Pohon kelapa yang terseret air banjir ke Kali Cikaro dan tanahnya terkena abrasi 10 meter di Blok Cipase, Dusun Wanaasih Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Jum’at (14/5/21)
Saluran pendistribusian air dari Waduk Kuningan sebagian telah ditata dan bangunan turbin PLTA
Kepala BBWS Cimanuk – Cisanggarung, Ismail Widiadi ketika ditanya terkait dengan penataan Kali Cikaro yang ada di Desa Randusari menjelaskan, akan melakukan penataan karena Kali Cikaro merupakan jalur utama pendistribusian air dari Waduk Kuningan.
“Kita akan melanjutkan penataan Kali Cikaro sebagai jalur utama pendistribusian air dari Waduk Kuningan, namun saat ini masih dalam negoisasi dengan Pihak Perhutani. Kalau sudah selesai dengan Perhutani, baru akan dilanjutkan penataannya,” terang dia.
Air dari Waduk itupun akan disalurkan melalui piva yang sudah ada dimasukkan ke ruang turbin untuk dijadikan tenaga listrik, kemudian airnya akan dibuang kembali ke Kali Cikaro.
Sementara berdasarkan pantauan di lokasi, dari terowongan itu pun, saat ini telah dibangun penataan Kali Cikaro sekira 100 meter. Selain itu, ada pula tempat turbin. Selebihnya sepanjang 1 Km belum dilakukan penatataan, sehingga berdampak terjadi abrasi (pendalaman dan pelebaran) Kali Cikaro, termasuk tanah milik Sekartanu, SH yang tergerus air lebih dari 5 meter.
Saat ini terlihat pohon kelapa yang sebelumnya berada Lima meter dari bibir kali, kini sudah terseret dan ambruk ke Kali Cikaro.
Dari informasi yang berhasil dihimpun dari warga Cileuweung dan Ciboso, disebutkan bahwa di dekat rumah milik Rohman, akan dibangun bendung distribusi air. Nantinya, kemungkinan ada penataan di daerah sekitar Kali Cikaro. Namun pembangunan Bendung Kecil itu belum terkonfirmasi.(H WAWAN JR)