WARGA RW 11 Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan sudah tak sabar menanti realisasi rumah deret. Mereka pun kerap berinisiatif membantu proses pembangunan, seperti mengadakan kerja bakti dan pemasangan pagar pada Kamis, (11/2/2021).
Seperti diketahui, dari 197 Kepala Keluarga (KK) warga RW 11 Tamansari 98 persen masyarakat sudah setuju dengan program rumah deret. 189 KK telah menuntaskan proses administrasi dan 7 KK lainnya masih dalam proses.
“Ini adalah merupakan murni partisipasi kami sebagai warga rw 11 dengan harapan kegiatan itu setidaknya bisa menjadi suatu harapan mempercepat proyek pembangunan rumah deret Tamansari,” ucap Yoyo Suharyo, salah seorang warga RW 11 Tamansari.
Yoyo menuturkan, warga RW 11 Tamansari turun untuk bergotong royong membersihkan puing-puing di sekitar area pembangunan rumah deret. Utamanya di lokasi bekas rumah warga yang sudah ikut program rumah deret.
Selain pembersihan puing-puing, Yoyo bersama warga RW 11 Tamansari lainnya juga melakukan pemagaran agar pengerjaan bisa terfokus di area bekas lahan warga yang ikut program rumah deret. Sehingga pengerjaan diharapkan berjalan optimal agar bisa segera tuntas.
“Kami membersihkan semua berangkal yang sekiranya bisa menghalangi proses pematangan lahan. Kemudian kita pemasangan pagar supaya pengerjaan berjalan total, lahan yang notabene warganya sudah menempuh proses administrasi tapi dikuasi dipasang bendera-bendera, kita tidak menyentuh lahan mereka yang belum mengurus administrasi,” bebernya.
Hanya saja, sambung Yoyo, kegiatan warga RW 11 Tamansari ini harus terhenti karena terus diprovokasi oleh sekelompok orang. Walaupun pada mulanya, dia mengakui provokasi verbal dan sikap yang ditunjukan tak digubris.
“Namun pada saat melakukan kegiatan kerja bakti awalnya mendapat perlakuan provokasi dalam bentuk ucapan kasar ataupun tidak senonoh dan sikap yang sifatnya memicu bentrokan. Namun kami mencoba terus melakukan persuasif pendekatan baik baik sambil kegiatan kerja bakti,” ujarnya.
Yoyo mengungkapkan warga RW 11 Tamansari pun mencoba untuk menetralisir suasana dengan mengarahkan agar selain warga RW 11 diharapkan tidak berada di sekitar lokasi. Kala itu, warga RT 5 RW 11 Tamansari, Agus Gunawan mencoba untuk menanyakan sejumlah orang yang disinyalir bukan warga RW 11 Tamansari.
Manakala Agus menanyakan pada seseorang, lanjut Yoyo, orang tersebut mengklaim sebagai sosok petugas yang berada di lokasi bekas lahan warga yang belum ikut program rumah deret. Jawaban tegas orang tersebut diikuti oleh tendangan yang tepat mengenai kelamin Agus.
“Dan salah seorang yang bukan warga rw 11 pada saat ditanya baik baik bahwa yang bukan warga RW 11 untuk diarahkan di luar, kemudian sepontan dia menjawab bahwa dia petugas di situ dan menendang ke arah kemaluan dari depan, jadi itu awalnya,” terangnya.
Yoyo memaparkan bahwa kejadian tersebutlah yang lantas memancing reaksi dari warga RW 11 Tamansari. Tak terkecuali para ibu-ibu yang bergabung dalam pembersihan puing-puing dan pemasangan pagar.
Aksi saling dorong pun diakui Yoyo sudah tak bisa terhindarkan lagi. Walhasil mengakibatkan salah seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Devi terjatuh dan mengalami luka di bagian kepala.
“Di situ kemudian ada insiden, dan dipelintir ada warga yang menjambak saudari Devi kemudian dibenturkan ke tembok, padahal waktu dorong mendorong saudari Devi terjerembap jatuh ke belakang sehingga kemungkinan kepadalanya terbentur,” dia menjelaskan.
Yoyo juga menyesalkan dalam sejumlah tulisan di pelbagai media menyebutkan warga RW 11 Tamansari membekali dirinya dengan senjata tajam, kemudian menggerakan preman untuk dalam kegiatan tersebut.
“Dalam kegiatan itu tidak ada satupun warga yang membawa benda tajam, tidak ada yang bawa parang. Dalam kegiatan itu pun kami tidak ada bawa reman, yang memasang pagar itu merupakan bagian dari warga yang diperbantukan jadi security proyek pembangunan. Itu bukan preman, itu orang yang dipekerjakan jadi sekurity proyek pembangunan dan itu juga warga rw 11,” katanya.(***)