UNTUK mengimbangi kemajuan teknologi di era revolusi Industri 4.0. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Prima Cendekia Islami, tampil sebagai sekolah yang berbasis teknologi informasi dan digitalisasi dalam proses pembelajaran.
Selain itu Pengadministrasian kelembagaan dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel dengan didukung fasilitas teknologi informasi terbaik dan terkini.
Pendiri Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami Prof. Dr. H. Dadan Wildan. M.Hum mengatakan, revolusi Industri 4.0 lahir diparuh pertama abad ke-21. Era tersebut mengintegrasikan antara teknologi industri, teknik informatika, perkembangan jaringan internet dan digital.
“Revolusi Industri 4.0 dicirikan dengan adanya peningkatan digitalisasi industri didorong oleh peningkatan volume data, kekuatan komputerisasi digital, dan konektivitas jaringan, munculnya analisis, kemampuan dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) serta adanya pola interaksi baru antara manusia dengan mesin dan robotika,” katanya, Selasa (15/12/2020).
Menurutnya, di era revolusi industri 4.0, dunia pendidikan dituntut untuk berubah cepat. Inovasi dan digitalisasi sudah menjadi suatu keharusan. Sehingga, dunia pendidikan harus mampu menanggapi perubahan secara komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil.
Tetapi ujarnya, tidak boleh lepas dari orientasi pendidikan yang bersifat universal, yakni terwujudnya manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
Dadan menambahkan, Yayasan pendidikan prima cendekia islami berusaha menjadi lembaga pendidikan unggulan, yang mendidik generasi muda qur’ani, unggul, cerdas, dan berahlak mulia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif, dan inovatif, serta senantiasa menumbuhkan semangat kejujuran, keunggulan, dan kompetisi yang sehat bagi generasi milenial.
Hal yang sama dikatakan Hj. Siti Komariah kepala SMP Prima Cendekia Islami. Menurutnya, dalam proses pembelajaran, pihaknya mengacu pada kurikulum pendidikan yang dapat menjawab tantangan di masa depan dengan tetap mengedepankan kurikulum nasional yang “berwajah” Indonesia, yakni kurikulum yang berakar pada budaya bangsa.
“Kurikulum yang adaftif dan responsif terhadap perkembangan dan dinamika di era global dengan tetap berpijak pada landasan religiusitas sebagai pedoman hidup dimana wahyu memandu ilmu,” tuturnya.
Kurikulum pada praktiknya dirancang secara terpadu dalam proses pembelajaran multimedia dan digitalisasi untuk menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif sekaligus memenuhi standar kompetensi.
“Implementasi kurikulum ditunjang oleh guru-guru yang mampu menerapkan metode pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning), metode pembelajaran inovatif lainnya melalui pemanfaatan platform teknologi pembelajaran, learning management system, video conference, assesment tools dan bahan ajar multimedia,” akunya.
Dia menambahkan, SMP Prima Cendekia Islami memiliki beberapa program unggulan dianataranya, sekolah Full Day School, Program Tahfizh dan Tahsin Al-Quran tiga jam perhari atau 15 jam per minggu.
Siti Komariah menegaskan, sejalan dengan paradigma “Merdeka Belajar”, maka konsep guru mengajar diubah menjadi konsep belajar bersama. Guru menempatkan diri sebagai teman yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dengan konsep seperti itu harapnya, siswa maupun guru, lebih nyaman belajar dan mengajar, sehingga mampu menghasilkan berbagai prestasi nyata, aktualisasi diri, dan mengembangkan potensi pribadi.
“Para siswa dan juga guru, menjadi manusia merdeka yang mampu merencanakan dan meraih apa yang dicita-citakannya,” ujarnya.(nk)