Skywalk Digambar Megah, Hasilnya Kumuh

KETUA Komisi C, DPRD Kabupaten Bandung, H. Yanto Setianto, MM mempertanyakan, proyek skywalk yang tidak sesuai dengan desain awal. Bahkan hasil pembangunannya nampak seperti kumuh.

“Kami menyayangkan dalam gambar skywalk yang menghubungkan, Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) dengan Mesjid Al- Fathu nampak megah, namun hasilnya  seperti kumuh,” jelasnya, Selasa (21/1/2020) di Soreang.

Politisi Golkar ini menjelaskan, pembangunan  skywalk tahap awal menelan  anggaran  APBD 2019 Kabupaten Bandung sebesar Rp18 miliar. “Namun dari pekerjaan yang sudah selesai ternyata hasilnya tak memuaskan,” katanya.

Dia  mencontohkan, kualitas bahan polycarbonate yang dipakai di skywalk jelek. Apalagi warna hitam dan menutupi besi penyangga, menambah kesan skywalk makin   jelek. Cara pemasangan juga kurang baik terkesan asal-asalan dan kumuh.

H. Asep Badrun Mulyana

“Padahal desain awal skywalk sangat bagus dan futuristik dengan polycarbonate yang transparan.  sehingga bentuk besi penyangga juga terlihat. Proyek senilai Rp 18 miliar ini tidak seindah yang dibayangkan,” katanya.

Tahun ini DPRD sudah menyetujui anggaran Rp 23 miliar, untuk menyelesaikan skywalk termasuk membangun mal pelayanan publik dan menara setinggi 99 meter. “Proyek tahap kedua ini masih satu kawasan dengan skywalk, sehingga diharapkan bisa mengundang wisatawan untuk naik lift ke menara 99 meter. Para wisatawan bisa melihat pemandangan Kota Soreang dari atas,” ujarnya.

Selain itu Yanto  juga mempertanyakan, beberapa proyek yang pembangunanya  hingga  Januari ini belum selesai. “Semua proyek pembangunan harus selesai pada akhir Desember lalu. Namun pembangunan gedung Sentra Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) maupun gerbang Kota Soreang yang belum selesai,” katanya.

Untuk itu pintanya, instansi terkait tak ragu menjatuhkan sanksi berupa denda akibat keterlambatan pembangunan proyek. “Sudah ada aturannya soal sanksi,  tinggal Pemkab Bandung berani tidak menerapkan sanksi,” tegasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kab. Bandung, H. Asep Badrun Mulyana mengatakan, keterlambatan proyek pemerintah adalah “penyakit” yang selalu muncul setiap akhir tahun. Salah satunya pembangunan proyek skywalk sudah melebihi batas waktu maksimal. “Pihak ke 3 sebagai pelaksana harus segera menyelesaikan pembangunan skywalk dan diberikan denda”. (Hen/Nk).

.