UNTUK mencegah penyebaran virus Corona, sekitar 150 pedagang Pasar Baru Majalaya ikuti rapid test, Rabu (4/6/2020) di Majalaya Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Hj. Popi Hopipah mengungkapkan rapid test tersebut, dilakukan di dua tempat berbeda, untuk menghindari terjadinya kerumunan orang.
“ini merupakan upaya yang dilakukan gugus tugas percepatan penanganan covid-19, sesuai arahan Pak Bupati bahwa pasar rakyat harus steril dari covid-19. Untuk mengetahui tempat tersebut aman dari covid, salah satunya melalui rapid test ini,” ujar Popi.
Pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan covid-19 di kawasan pasar belum representatif, sehingga, perlu dilakukan upaya intensif dengan jemput bola melakukan tes, untuk menghindari adanya cluster baru covid-19.
“Insyaa Allah, rapid test akan berlanjut ke pasar lainnya, termasuk pasar desa juga pada pengunjung toko modern. Sosialisasi penerapan protokol kesehatan juga tidak bosan-bosannya kami sampaikan, untuk mempersiapkan masyarakat menjelang pemberlakuan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” tuturnya.
Pelaksanaan AKB menurutnya sederhana, yaitu disiplin bermasker, jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun (ctps) atau hand sanitizer.
“Bermasker, jaga jarak dan ctps itu bukan kebiasaan masyarakat kita, makanya disebut AKB. Bila masyarakat tidak menginginkan ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tingkatkan kesadaran tiap individu. Yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan tersebut,” imbuh Popi.
Kesadaran masyarakat, masih minim. Pelayanan di beberapa toko tanpa pembatas, antara penjual dengan pembeli. Menurutnya, jika.kondisinya masih seperti itu Kabupaten Bandung belum cukup untuk menghadapi pemberlakuan AKB.
“Mereka harus saling mengamankan, karena kita tidak tahu siapa yang akan menularkan virus ini. Bisa dari pedagang atau dari pengunjungnya. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, harus didukung oleh kesadaran penuh seluruh lapisan masyarakat,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana menyebutkan, dari 150 peserta yang mengikuti tes bisa langsung mengetahui hasilnya.
“Kurang dari satu jam, sebanyak 50 peserta sudah diketahui bahwa hasilnya negatif. Mudah-mudahan semuanya nanti hasilnya negatif, dalam arti covid-19 tidak terkonfirmasi di tempat ini. Namun bila ada yang reaktif, kami pun sudah mempersiapkan sarana untuk tes swab,” terangnya.
Hasil reaktif, lanjutnya, bukan berarti covid-19 terdeteksi. Karena alat tes yang digunakan, akan bereaksi juga terhadap virus lain selain corona. Setelah peserta di tes swab, dia harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Grace menyebutkan, di Kabupaten Bandung jumlah positif covid-19 hingga tanggal 3 Juni secara kumulatif sebanyak 75, masih dalam perawatan 24 dan sembuh 46.
“Angka kesembuhan sudah cukup bagus jika dibandingkan total kasus positif. Kami akan terus mencari titik-titik potensial penularan covid-19, begitu ditemukan akan langsung diisolasi agar tidak menulari orang lain,” papar Grace.
Sementara itu, Dandim 0624 Kabupaten Bandung Donny Ismuali Bainuri, yang turut meninjau pelaksanaan kegiatan itu, mengatakan TNI telah melakukan persiapan jelang AKB.
“Sesuai instruksi dari Pangdam III/Siliwangi, kami telah melaksanakan operasi penegakan disiplin penerapan protokol kesehatan sejak tanggal 1 hingga 7 Juni mendatang. Sampai hari ini, kami memandang operasi tersebut perlu dilanjutkan. Terutama di pusat-pusat keramaian, dalam rangka pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat,” kata Dandim.
AKB sebagai kebijakan pemerintah menurutnya harus dibarengi kesadaran masyarakat. “Sederhana saja, patuh untuk tetap bermasker, jaga jarak, rajin cuci tangan dan hindari kerumunan. Kenapa demikian? Karena masyarakat harus sadar, bahwa virus corona masih ada di tengah-tengah kehidupan kita. Tolok ukur keberhasilan AKB, kuncinya ada di masyarakat itu sendiri,” pungkasnya. (nk)