Puluhan KK Di Pangalengan Hidup Dalam Kegelapan

SEDIKITNYA 60 kepala keluarga (KK) di Kampung Sukaratu, RW.5 Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan hidup dalam kegelapan. Akibat listrik di wilayah itu, matin sejak tiga.bulan terakhir ini.

Ketua RW 05, Suparman mengatakan, awalnya warga Kampung Sukaratu bergantung pada penerangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Perkebunan Malabar.

Namun PLTA itu kini kondisinya rusak, travonya meledak. “Karena tadinya ada pihak kebun, menggunakan tenaga air. Tapi kalau kemarau listrik di sini juga biasanya padam, jadi sebelumnya juga kerap mati,” ujar Suparman saat dihubungi Senin (26/4/2021), di Pangalengan.

Saat ini, warga RW 05 dibantu oleh pihak Star Energy dalam memenuhi kebutuhan listriknya. Kata Suparman, perusahaan geothermal tersebut menyediakan genset dan solarnya sekitar 40 liter.

“Sekarang lagi dibantu dari pihak Star Energy menggunakan genset dan solar, cuman dikasih 40 liter ternyata habisnya 50 liter untuk semalam. Kalau solarnya habis, ya padam saja. Jadi nyala jam 5 sore padamnya jam 5 subuh,” tutur Suparman.

Dalam waktu tiga bulan kesulitan listrik, ungkap Suparman, pernah selama 20 hari tidak ada listrik sama sekali dan hanya menggunakan cempor atau lampu minyak. Kondisi sulit listrik hanya dialami oleh RW 05 saja, karena di RW lain yang ada di Desa Banjarsari semuanya sudah terpasang listrik PLN.

“Sudah laporan ke kades, katanya sudah mengajukan ke PLN, malah sudah ada pengukuran dari PLN,” katanya.

Dengan matinya lampu di Sukaratu, berdampak pada terganggunya aktivitas belajar anak. Apalagi, saat ini proses belajar banyak dilakukan dengan menggunakan smartphone.

“Ada 30 lebih anak sekolah. Ya anak-anak sekolah kan sekarang belajar online pakai handphone, kalau ngecas handphone itu dikolektif sama saudara-saudara yang dekat. Warga sudah jenuh, pengen cepat-cepat dipasang listrik,” imbuhnya

Kepala Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan, Sunaryat Safaat mengatakan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk penyediaan listrik di RW 05.

Katanya, dari pihak perusahaan milik negara tersebut, sudah melakukan survey untuk pemasangan tiang listrik. Tapi untuk waktu selesainya, Sunaryat mengaku tidak tahu.

“Dari pihak desa ingin secepatnya, selama ini belum nyala lampunya. Dulu disini itu pakai PLTA, sering rusak, itukan PLTA dari jaman Belanda, sekarang belum beres kerusakan travonya. Nah yang belum dipasang PLN itu cuman daerah Sukaratu,” ungkapnya.

Sunaryat mengungkapkan, warga desa sempat ingin melakukan aksi demo kepada pihak perkebunan, namun dapat dicegah dan pemerintah desa berjanji akan berkoordinasi dengan PLN untuk pemasangan listrik.

“Pihak kebun mah ribet, jadi dipasang dulu PLN. Jadi, kalau dengan pihak perkebunan itu lama,” pungkasnya.(nk)