Proyek Strategis Nasional dituding bikin Parah Banjir Rancaekek

DUA proyek strategis nasional, Kereta Cepat Indonesia – China (KCIC) serta Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisundawu) dituding memperparah banjir di wilayah Rancaekek.

“Banjir di Rancaekek dianggap bajir rutin, cuma sekarang debit airnya makin tinggi dan lama,” jelas Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar saat dihubungi lewat telpon, Selasa (20/12/2022).

“Minggu (19/12) ketinggian air sampai 70 cm dan sudah 6 hari banjir menggenang sebagian wilayah Rancaekek, Kian parahnya banjir di Rancaekek. akibat adanya proyek strategis nasional yang sudah mengalihfungsikan kawasan resapan air,” sambungnya.

Seperti 200 hektar lahan pertanian yang disulap jadi kawasan straight rel kereta cepat.” Itu kan daerah resapan air sekarang dibangun, jadinya air entah lari kemana,” imbuhnya.

Menurutnya, Rancaekek termasuk dalam kawasan strategis kota terpadu Tegalluar, sehingga PT KCIC diwajibkan membangun embung – embung (danau buatan ) di 5 titik, diantaranya.;di Desa Sukamanah, Rancaekekkulon dan Desa Tegal Sumedang.

Tetapi, kewajiban itu hingga kini belum dilaksanakan. Seharusnya harap Cecep, pembangunan embung-embung itu bersamaan dengan membangun sarana untuk kereta cepat.

Politisi Golkar ini menegaskan, pembangunan KCIC dan Jalan Tol Cisundawu harus disertai dengan analisis dampak lingkungan (amdal), agar tidak merugikan masyarakat seperti saat ini.

Selain itu, lanjutnya, banjir Rancaekek juga diakibatkan adanya pembangunan di wilayah hulu.

“Wilayah hulu itu, adanya di Kabupaten Sumedang, yakni ; Jatinangor dan Jatiroke. Dulu itu daerah resapan air, banyak pohon – pohon, sekarang ada pembangunan otomatis air langsung lari ke Rancaekek,” ungkap legislator perwakilan dapil 4 yang meliputi Rancaekek, Cicalengka, Cikancung dan Nagreg

Akibat alihfungsi lahan itu, sedikitnya 4 sungai yang melintas wilayah Rancaekek, diantaranya; Sungai Cikeruh, Cimande dan Sungai Cikijing tidak mampu lagi menampung air, sehingga meluber dan.menggenangi beberapa desa.

Desa dengan genangan terparah, diantaranya, Desa Sukamanah, Tegal Sumedang, Rancaekekkulon, Rancaekek, Haurpugur, Bojongloa serta Desa Sangiang.

” Karena menjadi muara beberapa sungai di Sukamanah dan Bojongloa banjir menggenang relatif lama, sudah 6 hari.dengan keyinggian 70.cm,” ucapnya.

Cecep menegaskan, untuk menangani banjir di Rancaekek, tidak mungkin dilakukan Pemkab Bandung saja. Tetapi, harus ada campur tangan pemerintah provinsi dan pusat.

“Penanganan wilayah sungai itu kan tanggungjawab pusat dan provinsi, kalau sama Pemkab Bandung saja tidak mungkin, anggarannya juga terbatas” pungkas Ketua Fraksi Golkar ini. (nk)