Presiden Joko Widodo akan meresmikan Terowongan Air Curug Jompong

PRESIDEN Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja ke Kota Cimahi, Hari ini, Rabu (29/1/2020), salah satu agenda kegiatannya, meresmikan terowongan air Curug Jompong di Desa Nanjung, Margaasih, Kabupaten Bandung. Pembangunan terowongan Nanjung itu, diharapkan mampu mengatasi banjir di Bandung selatan.

Namun kenyataannya banjir tahunan di Kabupaten Bandung tetap hadir dan kian meluas, dari tiga kecamatan yang menjadi langganan direndam air Citarum, kini menjadi 6 kecamatan, yakni Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, Majalaya,Solokanjeruk dan Ciparay. Menurut Bupati Bandung, H.Dadang M Naser dan Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Toni Permana terowongan air Curug Jompong dan Kolam Retensi Cieunteung di Baleendah, belum mampu mengatasi banjir Citarum.

“Tadinya kita sudah tenang karena ada Curug Jompog (terowongan air,red), tapi curug tersebut tidak mampu menahan derasnya air hujan yang menggempur kawasan cekungan Bandung. Sehingga banjir kembali terjadi di Dayeuhkolot, Bjongsoang, Baleendah dan Rancaekek. Jika hujan di utara, Kota Bandung  atau Cimahi berujungnya di Citarum dan Curug Jompong juga tidak mampu menahan percepatan arus air, ” jelas Dadang saat ditemui usai menghadiri Pekan olahraga DPRD dan Seketariat Dewan (PORDS) di SOR si Jalak Harupat, Kutawaringin, Selasa (28/1/2020).

Untuk mengatasi banjir tahunan itu, Dadang berencana mengaktifkan kembali Danau Kamojang dan membangun danau retensi di Desa Biru, Kecamatan Majalaya. Selain itu, jelasnya Pemkab Bandung pun telah menyiapkan lahan seluas 25 hektar, untuk pembangunan Situ Andir yang telah diwacanakan beberapa waktu lalu. “ Sebenarnya untuk mengatasi banjir ini, pihak ITB menyarankan adanya kawasan khusus di wilayah Andir. Namun karena terbentur anggaran, Pemkab Bandung mengusulkan  25 ha dulu saja,” tuturnya.

Dadang beharap, Pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) membantu Kabupaten Bandung untuk percepatan pembangunan Situ Andir. Termasuk pembangunan danau retensi di Biru, Majalaya dengan lahan 5 hektar dan Situ Kamojang di Ibun seluas 10 hektar. “ Lahan untuk pembangunan danau atau situ itu sudah disiapkan, telah dibebaskan,” ujarnya.

Sementara Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Toni Permana, SH menegaskan, pembangunan  terowongan Curug Jompong  belum berdampak , banjir saat ini masih terjadi. “Kenyataannya kan banjir sampai saat ini masih terjadi, memang dibukanya terowongan Curug Jompong, larian air ke hilir cukup cepat, tetapi banjir masih tinggi,” ujarnya di tempat terpisah.

Bukan terowongan air saja yang dampaknya kurang, tetapi kolam retensi Cieunteung pun tidak manyelesaikan banjir. Padahal kolam yang menelan anggaran sekitar Rp 500 miliar itu, dibangun untuk mengatasi banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot. ”Air yang mengalir di sekitar Baleendah, justru saat ini terhambat oleh kolam retensi. Apalagi pompa airnya tidak berfungsi, akibat tersumbat sampah yang tertampung di kolam. Jadi airnya meluap dan  tumpah menggenangi rumah penduduk sekitar kolam retensi,” terang Toni

Kolam retensi dinilainya, tidak menyelesaikan masalah, tetapi memindahkan banjir dari Cieunteung ke Andir. Karena dampak pembangunan kolam retensi itu, banjir cepat menyergap  Keluraha Andir, Baleendah.(nk)