Petugas Program Rutilahu Kab Bandung Hanya Janji Ke Ema Ucu, Sampai Sekarang Belum Ada Realisasinya

TINGGAL di rumah gubuk siapa mau, tapi itulah kenyataan yang harus diterima Ucu Hulimanah (71).

Janda tua itu, sudah tahunan tinggal di gubuk yang tidak layak huni. Atapnya bolong, lantai tanah, bahkan rumah bagian belakang sudah ambruk dan tidak bisa ditempati lagi.

Jika hujan, rumah Ucu banjir air hujan, karena hampir seluruh atapnya bolong. Akhirnya, lansia itu dibawa mengungsi ke rumah tetangganya.

“Upami hujan ema sok sieun kenteng ambruk, da wuwung na tos beulah. (Kalau hujan ema suka takut atap ambruk, karena sebagian atapnya sudah patah),” jelas Ucu saat ditemui di gubuknya, Kampung Bojong Asih RT 04, RW 5, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (7/10/2021).

Saat hujan, Ucu bukan hanya takut banjir oleh air hujan yang masuk rumah, tetapi juga “air bah” dari Sungai Citarum.

ucuBaginya memperbaiki gubuknya itu sudah tidak mungkin, karena tidak punya biaya. Bahkan untuk keperluannya sehari-hari, Ucu mengandalkan bantuan dari saudaranya, yang kebetulan masih tetangga.

Ma Ucu mengaku, dirinya sempat menerima bantuan beras, tetapi selain bau sebagian berasnya sudah menjadi tepung.

“Cuma sekali itu ema dapat bantuan beras, tapi bau dan bubuk. Ada juga bantuan uang Rp 600 ribu, satu kali, itu juga dipotong Rp 100 ribu,” ungkapnya.

Ucu bukan tidak punya anak, namun nasibnya tidak jauh berbeda denganya.

“Atap runah anak saya juga ambruk, tinggal batanya saja, Sampai sekarang belum diperbaiki, sebab ega ada biaya” tuturnya.

Tetapi ujarnya, pada 2017 datang petugas desa yang berjanji, akan memperbaiki gubuknya melalui program rumah tidak layak huni (rutilahu).

Namun kata Ucu, itu hanya janji dan entah kapan akan direalisasikannya. Yang jelas, Ucu sudah di data sebagai penerima rutilahi sebanyak tiga kali.

“Petugas dari desa sudah tiga kali datang, tapj hanya mencatat saja. Realisasinya ega tahu kapan,” ujar Emen (65) tetangganya Ucu.

Padahal jelas Emen, masyarakat siap.membantu tenaga untuk memperbaiki rumah ma Ucu.

Dia menambahkan, pengurus RT dan RW bahkan tetangga suka.menanyakan ke desa soal rutilahu untuk Ucu. Namun, selalu nihil.

” Kami sebagai tetangganya kasian, Ma Ucu kan sudah tua buat kita seperti orang tua sendiri,” ujarnya.

Sementara saat dihubungi, Kepala Desa (Kades) Dayeuhkolot tidak ada di tempat.

“Pak Kades lagi rapat di Cangkuang pembahasan soal vaksin dan rencananya dilanjut dengan rapat tentang guru ngaji,’ ujar perangkat Desa Dayeuhkolot, Dion. (nunk)