PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung mengapresiasi perusahaan yang masih tetap bertahan dan berproduksi meski diterjang pandemi Covid-19. Pasalnya dengan demikian, perusahaan tidak merumahkan pegawainya.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat berkunjungan ke CV Fortuna Shoes, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu 31 Maret 2021.
CV Fortuna Shoes, Perusahaan di Kota Bandung yang memproduksi sepatu berorientasi ekspor, meski beberapa negara belum memesan produknya lagi, tapi para pegawai masih bekerja agar stok produknya tersedia.
Perusahaan ini bahkan mengalami penurunan pesanan hingga 90 persen.
Menurut Yana, kunjungannya tersebut merupakan bentuk apresiasi Pemkot Bandung, agar para pengusaha tidak berhenti untuk berkreasi, berinovasi.
Yana berharap CV Fortuna Shoes bisa bisa menjadi menjadi contoh bagi pengusaha lain.
“Karena tidak bisa, ah nanti saja kita usaha setelah pandemi covid-19 selesai. Kapan? Tidak ada ahli epidemiologi yang menyatakan ini beresnya besok, lusa, sebulan lagi, setahun lagi,” katanya.
“Di tengah pandemi ini kita tinggal menyesuaikan dengan karakteristik Covid-19,” lanjutnya.
“Jadi di luar negeri pun mereka sedang ‘concern refocusing’ juga, Dan sepatu itu bukan kebutuhan yang utama. Jadi tidak terlalu prioritas, permintaannya kan pasti menurun,” jelas Yana.
Ia mengatakan, Pemkot Bandung juga terus berupaya membantu perusahaan sejenis agar tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memperluas pasar untuk produknya.
“Kita membantu meningkatkan pasar lewat business matching atau lewat pameran-pameran yang diselenggarakan Pemkot Bandung. Intinya kita membuka dan memperluas kembali pasar mereka,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengaku, telah membuat terobosan untuk membuka pangsa pasar untuk produk Kota Bandung ke luar negeri dengan cara bekerjasama bersama pihak lain.
“Kami bekerjsama dengan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center), jadi ada pusat promosi dagang di luar negeri. Ada juga dengan Komjen,” katanya.
“Kita mengirimkan produk pelaku usaha Kota Bandung. Kita titipkan di Komjen-Komjen, seperti di Korea Selatan di Seoul, di Jepang, Melbourne. Ada 8 kota di 8 negara yang kita kirimkan,” lanjutnya.
“Kita titipkan produk, sample di Komjen atau KBRI, dan ITPC itu salah satu terobosan supaya produk-produk itu eksis, ada,” katanya.
Selain itu, Elly mengungkapkan, dalam business matching lebih ada kepastian untuk pelaku usaha. Produk yang diminati bisa terlihat jelas sehingga peluang pemesannya pun terbuka.
“Seperti seminggu lalu kami juga melakukan business matching melalui virtual, buyernya hadir dan langsung memilih produk. Jadi pasarnya bisa dibuka lagi, diperluas,” ujarnya.
“Kalau tahun kemarin bahkan ada yang langsung melakukan MoU, jadi dengan business matching bisa membuka pasar kembali,” imbuh Elly.
Disdagin pun melalui Bidang Perdagangan Luar Negeri telah mendata sekitar 110 perusahaan eksportir yang masih aktif di Kota Bandung selama masa pandemi Covid-19.
“Jadi 110 perusahaan masih eksis bertahan ekspor, ini kita terus monitor, bagaimana, kemana, berapa penurunannya, seperti hari ini (CV Fortuna Shoes) turunnya sampai 90 persen,” katanya.
“Tapi yang saya acungi jempol, pihak pimpinan perusahaan tidak merumahkan, tidak mem-PHK pegawai meski turun 90 persen. Perusahaan membuat strategi mengatur jam kerja, ini upaya yang harus diapresiasi,” tambahnya.
Sedangkan Perwakilan CV Fortuna Shoes, Syahrial Asri mengatakan, dengan penurunan pesanan ekspor selama masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya terus memproduksi sepatu dengan bahan baku yang ada.
“Karena ekspor nya turun, jadi kita memanfaatkan waktu ini mempersiapkan stok. Kita bikin saja dari bahan baku yang ada supaya karyawan pun ada kerja,” katanya.
“Kalau kita menunggu pesanan ekspor, belum ada yang pesan, umpamanya hanya 100 dari 1000 kan. Jadi kita buat aja, berharap kalau masa pandemi ini hilang, barang kan sudah ada, daripada merumahkan pegawai,” lanjutnya.
Syahrial mengatakan, sebelumnya CV Fortuna Shoes biasa mengekspor sepatu ke Asia dan Eropa, tetapi saat pandemi covid-19 ini hanya beberapa negara Asia saja yang masih memesan.
“Pemesannya dari Jepang, Malaysia, Singapura, dan Korea, karena itu masih satu konsorsium. Tapi kita tetap optimis dengan keunikan produk kita, dari bahan baku dan pembuatannya, ada kelebihan dari yang lain,” katanya.(agg).