KAPASITAS kursi yang tersedia di Bale Sawala Yudhistira, Pemkab Purwakarta, Jawa Barat ternyata tak mampu menampung peserta Lomba Qasidahan dalam rangka memperingati masuknya tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H atau bertepatan masuk di bulan September 2019.
Menurut seorang pegawai di lingkungan Pemkab Purwakarta, sebenarnya kapasitas kursi yang tersedia di Bale Sawala Yudhistira biasanya cukup menampung untuk kepentingan rapat dinas dan menerima tamu undangan dari luar daerah Purwakarta.
“Ada 600 kursi tempat duduk. Tapi karena antusiasme masyarakat yang mengikuti lomba qasidahan ini cukup tinggi, makanya banyak yang tidak kebagian tempat duduk,”katanya. Sayangnya pegawai tadi tak mau ditulis namanya.
Suasana Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H masih kental terasa. Momen ini tentu membawa dampak positif bagi kalangan ibu-ibu yang berdomisili di seluruh pelosok kecamatan yang ada di Purwakarta yang punya kelompok-kelompok qosidahan di kampungnya.
“Senang banget pak ada lomba qasidahan yang diselenggarakan oleh Pemkab Purwakarta. Biasanya kami cuma tampil kalo ada undangan dari tetangga yang hajatan,”ungkap seorang peserta grup qasidahan dari wilayah kecamatan nun jauh disana yang berbatasan dengan Kabupaten Subang yakni Kecamatan Wanayasa.
Pemkab Purwakarta, menggelar lomba Qasidah tingkat Kabupaten Purwakarta dipusatkan di Bale Sawala Yudhistira Purwakarta, Kamis (5/9/2019).
Sejumlah ibu – ibu majelis taklim hadir untuk menunjukan kebolehannya, tercatat ada 20 kelompok peserta dari 17 Kecamatan Se Kabupaten Purwakarta. Setiap kelompok mengirimka 15 – 20 personil.

Bupati Purwakarta, Hj. Anne Ratna Mustika, SE resmi membuka kegiatan tersebut. Pada sambutannya Ambu Anne-demikian biasa Bupati Purwakarta di sapa- mengatakan bahwa lomba Qasidah tahun ini akan dijadikan event tahunan dalam memperingati tahun baru islam.
“Kedepan lomba Qasidah jadi event tahunan, kalau sekarang baru emak – emak, kedepan akan kita tambah kategorinya,”ujar Ambu Anne selepas membuka acara.
Harapan Bupati Anne, Qasidah (Rebana) yang merupakan warisan seni keagamaan Bangsa Indonesia khususnya di Jawa Barat harus dijaga kelestariannya.
Rencananya, seni “rebana” akan dimasukan sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah guna mengenalkan kepada generasi muda. “Bisa jadi kita masukan ke ekstrakurikuler, untuk menjaga dan mengenalkan Qasidah kepada generasi muda.
Bupati berjanji akan meningkatkan perlombaan Rebana lebih semarak dengan menambah kategori lainnya.
“Sekarang kan baru orang tua atau ibu – ibu, tahun depan kita tambah kategorinya pelajar atau anak – anak,” ungkapnya. Pesan khusus Ambu Anne kepada emak-emak peserta lomba agar tidak meninggalkan kewajiban sebagai muslimah sholat wajib. “Yang sholatnya masih belang betong (kadang sholat kadang tidak-red) tinggalkan kebiasaan itu. Nomentum peringatan tahun baru 1 muharram 1441 H ini diharapkan membawa perubahan yang lebih baik lagi,”pinta Ambu Anne.
Khusus kepada para Kepala OPD yang ikut hadir saat itu Bupati mewajibkan setiap kantor OPD minimal harus ada mushola dan tempat wudhu yang terpisah dari tempat hadast.
“Peringatan bulan Muharram ini momentum untuk hijrah. Yang suka meninggalkan sholat jangan lagi dilakukan. Jalankan sunah rasul. Saya sebagai Bupati mengapresiasi kepada ibu-ibu yang semangat mengikuti lomba ini,”Ambu Anne mengakhiri sambutannya. (jainul abidin)