Pemkab Purwakarta Bidik Pasar Ekspor Daun Teh

DAUN teh merupakan salah satu produk perkebunan unggulan di Kabupaten Purwakarta. Bisa di bilang, potensi ekonomi dari komoditi ini juga cukup besar. Saat ini, tugas pemerintah daerah, hanya tinggal memfasilitasi agar produksi semakin berkembang dan pemasaran lebih luas.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, sebagian wilayahnya merupakan daerah dataran tinggi atau pegunungan. Sebut saja di antaranya, Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Bojong dan Darangdan. Selama ini, masyarakat di empat kecamatan tersebut banyak di antaranya mengandalkan penghasilan dari berkebun.

“Selain Cengkeh, Kopi dan Pala, di empat wilayah itu kita juga punya produk perkebunan unggulan. Yakni, daun Teh,” ujar Anne, Rabu (3/2/2021).

Anne mengklaim, selama ini pemerintah melalui dinas terkait terus berupaya untuk mendorong dan menjembatani supaya hasil perkebunan rakyat ini bisa menguntungkan dari sisi ekonomi. Memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk memfasilitasi agar produksi perkebunan ini semakin berkembang dan pemasaran lebih luas. “Tentu akan terus kami support supaya bisa lebih berkembang,” jelas dia.

Anne menjelaskan, pihaknya akan berkomitmen untuk terus mendorong supaya produktivitas perkebunan di wilayahnya terus meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Karena, menurutnya, sektor perkebunan di wilayahnya cukup menjanjikan. “Ini jadi komitmen kami untuk melakukan pengembangan,” kata Ambu Anne.

Anne mengaku, sebenarnya Purwakarta cukup diuntungkan jika potensi-potensi yang ada, baik di sektor perkebunan atau lainnya bisa tergali dengan maksimal. Mengingat, wilayahnya berada di titik strategis yang jadi penyangga dua ibu kota. sehingga, dari sisi pemasarannya pun aksesnya sudah sangat mudah.

Terkait perkebunan teh, secara teknis Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan menambahkan, sejauh ini daun teh dari perkebunan rakyat tersebut pangsa pasarnya lumayan bagus. Selain kebutuhan lokal, teh khas Purwakarta juga ada yang dikirim ke luar daerah. “Kedepan, kita bidik pasar ekspor untuk produk daun teh ini,” ujar Midan.

Midan menjelaskan, daun teh khas Purwakarta banyak yang dikemas menjadi beragam olahan. Misalnya, ada yang menjadi teh celup, hingga jadi campuran obat herbal. Bukan hanya itu, Purwakarta juga memiliki produk white tea yang telah bersertifikat.

“Untuk perkebunan khusus white tea, itu kami kembangkan di lahan 50 hektare. Perkebunan ini pun, tak memakai pupuk kimia. Tapi murni menggunakan pupuk organik,” tambah dia.

Midan menambahkan, sejauh ini jajarannya berkomitmen untuk terus membantu para petani teh tersebut. Misalnya, dalam hal pemasarannya. Supaya, gaung teh khas Purwakarta juga bisa bernasib sama seperti buah manggis yang sudah berhasil tembus ekspor ke luar negeri.

Terkait lahan perkebunan teh yang ada di wilayahnya, dia menambahkan, merujuk pada data yang ada luasnya mencapai 4.506 hektare. Lahan teh ini, tersebar di empat kecamatan tersebut. Adapun hasil produksi teh masyarakat di wilayah itu, sekitar dua ton daun teh basah dalam satu hektarnya. (Jainul Abidin/hms)