Pasar Tradisional Wanayasa di Kabupaten Purwakarta Menghapus Kesan Kumuh, Bau dan Becek

PASAR Tradisional yang masih mempertahankan keasliannya ternyata masih jadi buruan para pencinta Blusukan untuk mendapatkan panganan yang sudah langka dipasaran. Bagi kalangan generasi Z, mungkin pasar tradisional kurang menarik untuk dikunjungi berbelanja. Apalagi dengan menjamur dan sebaran minimarket hingga pelosok kampung tidak sulit mencari apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari sehari khususnya sembilan bahakn pokok seperti beras dan lainnya.

Belum lagi kesan pertama yang terlintas dibenak anda, pasar tradisional (Pasar Rakyat) pasti kumuh, becek dan bau.

Namun tidak demikian dengan pasar Wanayasa yang berada di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kesan itu akan segera terhapus dari benak anda ketika mengunjungi langsung kesana. Sebabnya, kini pasar Wanayasa sudah dipugar dengan tidak melepaskan kesahajaannya sebagai pasar tradisional.

Pasar tradisonal Wanayasa merupakan salah satu pasar tradisional tertua dan masih mempertahankan tradisi yang hidup di masyarakat setempat dan sekitar Kabupaten Purwakarta. Letaknya, tidak jauh dan bersebelahan dengan Kantor Kecamatan setempat.

Pasar Wanayasa tidak jauh dari salah satu destinasi wisata paling sohor di Purwakarta dan luar Purwakarta yaitu Situ Wanayasa.

Bila anda ingin berkunjung ke sana (Pasar Wanayasa-red), dari arah kota Purwakarta ke arah pasar Rebo kemudian menyusuri sepanjang jalan ke Wanayasa menuju arah Jl. Sagala Herang, Kabupaten Subang.

Sampai diterminal Wanayasa, Pasar Wanayasa hanya berjarak ratusan meter dari sebelah kanan jalan kemudian masuk kejalan kantor Desa Wanayasa, dan melewati Kantor Kecamatan Wanayasa, anda akan langsung sampai tujuan. Sebab, pasar Wanayasa bersebelahan dengan kantor kecamatan hanya terpisah oleh jalan.

Destinasi wisata Situ Wanayasa

Sebelum berniat belanja ke pasar Wanayasa, anda bisa rehat sambil menikmati pemandangan indahnya Situ Wanayasa. Apalagi disaat matahari terbit dipagi hari atau menjelang matahari tenggelam. Anda akan terpesona dengan keindahan ciptaan Tuhan yang maha dahsyat dengan udaranya yang sejuk. Di pingiran Situ Wanayasa banyak pedagang kuliner khas Purwakarta seperti Simping, Sate Maranggi dan Manisan Pala.

Pasar Wanayasa sejak Februari 2021 beroperasi 4 (Empat) hari setiap minggu yaitu hari Selasa, Rabu, Sabtu dan Minggu. Sebalumnya, pasar Wanayasa hanya beroperasi (Buka) 2 (dua) hari saja yaitu hari Rabu dan hari Minggu.

Jam buka pasar dari pagi sampai jam 11.00 siang. “Jadi kalau mau kepasar ini (Pasar Tradisonal Wanayasa) jangan lewat dari jam itu (pukul 11 saing). Sebab, pasar sudah tutup,”kata Kepala UPTD Pasar Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Bambang Megawahyu, SE ketika ditemui di ruang kerjanya, beberapa hari lalu.

Perlu diketahui, pengunjung pasar Tradisional Wanayasa tidak hanya dikunjungi masyarakat terdekat saja, tapi juga dari luar daerah seperti Bandung dan Jakarta. Demikian pula masyarakat tetangga Kabupaten Purwakarta yang terdekat yakni Kabupaten Subang.

Apa iya ? “Kan kalo ada yang berkunjung ke tempat-tempat wisata seperti Situ Wanayasa atau yang mau ke Kabupaten Subang melalui jalan Sagalaherang, mereka suka mampir dulu berbelanja ke pasar sini. Sebab, di pasar ini masih banyak barang kebutuhan warga yang harganya tergolong terjangkau bisa didapatkan. Ada juga para pendatang luar daerah Wanayasa yang mencari panganan tradisonal yang sudah langka dipasaran bisa didapatkan dipasar ini,”kata Bambang.

Seperti yang dikatakan salah seorang pengunjung, “Tadinya saya dan teman sambil lewat mau ke Subang mampir ke pasar ini. Tapi ternyata sudah tutup,”kata seorang yang mengaku punya profesi guru. Dia datang selepas tengah hari sekitar pukul 13.00 wib. “Iya pak, pasar disini buka hanya sampai jam 11.00 siang. Jadi sekarang sudah tutup,”kata Kepala Pasar, Bambang.

Hail penulusuran wartawan dialogpublik.com, ada sejumlah pasar Trasional yang masih eksis di Kabupaten Purwakarta. 1. Pasar Rebo, 2. Pasar Leuwipanjang, 3. Pasar Citeko, 4. Pasar induk Cikopo dan 5. Pasar Rakyat Wanayasa. (jainul abidin)