OKNUM kepala desa (kades) di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung diduga melakukan penipuan hingga korban telan kerugian ratusan juta rupiah.
Korban yang bernama Bebeng (58) asal Duatif, Kota Bandung berniat melaporkan oknum tersebut pada pihak kepolisian.
Dia mengaku, kesal dengan sikap oknum tersebut yang terus menghindar dan tidak menunjukkan itikad baik untuk bertanggung jawab.
“Uang saya dan barang senilai lebih dari Rp 200 juta digelapkan oleh oknum kades ini. Saya sebenarnya sudah memberi waktu dan bersabar hingga dua tahun,” ujarnya pada awak media, Kamis (10/8/2023).
” Tapi oknum itu ternyata tidak ada itikad baik, sehingga saya berencana akan melaporkannya ke Polda Jabar atau Polresta Bandung,” imbuh Bebeng.
Pemilik CV Aneka Jaya ini, memaparkan dirinya kenal dengan oknum kades tersebut, berawal dari dia datang belanja ke toko kain milik Bebeng.
“Sekali dua kali transaksinya lancar – lancar saja, namun setelahnya mulai menunjukkan gelagat tidak baik. Oknum yang mengaku pengusaha konveksi, meminta dikirim ratusan roll kain dengan perjanjian akan dibayar setelah barang sampai atau paling lambat seminggu kemudian,” ungkap Bebeng.
Namun janjinya tidak ditepati, malahan oknum kades itu minta agar Bebeng mengirim lagi kain hingga tiga kali, setelah dihitung nominalnya mencapai sekitar Rp 200 juta.
“Saat saya minta pembayaran, dia malah tanpa kabar. Dihubungi susah, dan ponselnya tidak aktif,” tuturnya.
Bebeng menduga ratusan rol kain yang dikirimnya itu, dijual kembali oleh oknum untuk modal mencalonkan diri sebagai kades.
Dia mengatakan, setahun lalu Bebeng sempat bertemu dengan oknum kades tersebut. Saat itu jelasny, dibuat surat perjanjian dan oknum siap membayar kain yang sudah diambilnya, setelah terpilih menjadi kades.
” Tapj lagi – lagi oknum kades itu ingkar janji, dia terus menghindar dan tidak mau bertanggung jawab,” ujarnya..
Bebeng menegaskan, dirinya berencana akan melaporkan oknum kades itu kepada pihak kepolisian, jika dalam waktu 3×24 jam oknum tersebut tidak juga menunjukkan itikad baik.
“Saya benar-benar merasa ditipu oleh oknum kades ini. Sudah habis kesabaran saya sama dia. Uang Rp 200 juta sampai sekarang tidak jelas,”ungkap Bebeng.
Ulah oknum kades tersebut, ucap Bebeng, bukan hanya merugikan secara materi tetapi psikis juga terganggu.
Dia mengaku, dirinya sampai dilarikan ke rumah sakit akibat depresi berat, karena terus ditagih oleh pabrik yang menyuplai barang ke toko miliknya
“Kalau pabrik mah enggak mau tahu. Pabrik nagih pembayaran ke saya, .padahal barangnya dibawa oknum kades yang sampai sekarang tidak ada kabar beritanya, saya sampai dirawat,” ungkapnya.
Sebelum berniat melaporkan oknum ke kepolisian, Bebeng berusaha memintanya untuk bertanggungjawab.
Bahkan dirinya telah menugaskan kuasa hukum, untuk menemui oknum kades tersebut di rumah atau kantornya.
“Saya datangi ke Kantor Desa pun terus menghindar, selalu dibilang tidak ada, ke rumahnya apa lagi. Sepertinya sudah tidak ada itikad baik, Minggu kemarin pun saya sudah dua kali datang, tapi tidak kelihatan batang hidungnya,” tambah Bebeng.
Merasa dirinya dipermainkan, Bebeng akhirnya menemui suami dan anaknya untuk minta bantuan agar oknum mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Namun suaminya pun sama-sama tidak memiliki itikad yang baik. “Saya tunggu 3×24 jam, jika oknum itu tidak menunjukkan itikad baik, terpaksa saya melapor ke Polda Jabar” tegas Bebeng.
Selain itu Bebeng berharap, Bupati Bandung,. Dadang Supriatna serta Camat Kutawaringin menindak tegas oknum Kades itu, baik secara administrasi maupun kode etik kades.
Menurut warga sekitar, oknum kades itu jarang masuk kantor, masyarakat yang butuh tanda tangan kades pun jadi kesulitan.
” Ibu mah jarang ke kantor tetapi seringnya berada di rumah, namun tidak pernah membukakan pintu jika ada tamu yang datang,” jelas tetangga oknum, yang enggan disebut namanya karena takut sebab oknum kades itu tetangganya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari oknum tersebut. Karena saat dihubungi ke rumah dan kantornya yang bersangkutan tidak ada di tempat, bahkan pintu pagar rumahnya setinggi 2 meter pun tertutup rapat.
Saat dihubungi ponselnya tidak aktif, dan konfirmasi lewat sms pun tidak dijawab.(nk).