Mochammad Ronny : Menggunakan Besek Untuk Membungkus Daging Kurban Merupakan Salah Satu Solusi Mengurai Sampai Plastik

DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi mengapresiasi penggunaan besek bambu untuk membungkus daging hewan kurban pada Idul Adha 1440 Hijriyah. Seperti yang dilakukan panitia kurban Masjid Agung Cimahi.

“Kami apresiasi, ternyata imbauan kita mendapat tanggapan positif,” kata Kepala DLH Kota Cimahi, Mochammad Ronny saat ditemui di Balai Pengembangan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Provinsi Jawa Barat, Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi, Selasa (13/8/2019).

Dikatakannya, saran menggunakan besek untuk membungkus daging kurban merupakan salah satu solusi mengurai sampai plastik di Kota Cimahi. Sebab, dengan digunakannya besek bambu, perlahan penggunaan kantung plastik pun bisa dikurangi.
Kantung Plastik menjadi salah satu sampah anorganik yang sulit diurai. Dari volume sampai yang mencapai 265 ton per hari di Kota Cimahi, 15,6 persen di antaranya disumbang dari sampah plastik. Sisanya, 8,5 persen kertas, logam 3,1 persen, kain 5,3 persen, gelas kaca 3,0 persen, B3 RT 1,4 persen, sampah organik 50 persen serta sampah lainnya 12,5 persen.

Perihal Peraturan Daerah (Perda) tentang Persampahan, terang Ronny, dalam waktu dekat ini kemungkinan akan segera diundangkan. Kemudian dari Perda itu akan ada turunannya berupa Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang Pelaranagan Kantung Plastik Sekali Pakai.

“Sedang kita godog, mungkin beberapa bulan ke depan sudah disiapkan,” ujar Ronny.

Saat in, lanjut Ronny, Perwal pelarangan penggunaan kantung plastik sekali pakai masih dalam tahap pengkajian dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkugan Pemkot Cimahi.

“Karena ini tidak mudah mengimplementasikannya kita bicarakan dulu dengan beberapa internal, baru nanti kita konsultasikan ke wali kota untuk penerapannya,” jelasnya.

Untuk fokus penerapan terdekat, tegasnya, pelarangan penggunaan kantung plastik baru akan dilaksanakan di pasar toko modern seperti minimarket dan pasar tradisional.

“Kita fokuskan (di toko modern dan pasar tradisional) karena paling banyak menghasilkan plastik sekali pakai. Kemungkinan tahun depan baru diterapkan,” pungkasnya. (Hms/Tedi)