MENTERI Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengunjungi Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, untuk menyalurkan program bantuan paket usaha, Jumat (8/3/2025).
Pemberian bantuan itu merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Sosial (Kemensos) dengan Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung (POLTEKESOS), PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Diamond Food Indonesia.
Gus Ipul mengatakan, pemberian bantuan itu dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sehingga dibutuhkan kerja sama lintas sektor.
“Ini adalah kebutuhan, kerja sama itu kebutuhan. Dan itu juga menjadi bagian dari hal yang harus kita lakukan di berbagai tempat,” ujarnya.
Program tersebut difokuskan pada masyarakat yang ingin berwirausaha, terutama di bidang kuliner. Selain mendapatkan modal usaha berupa gerobak dan peralatan dagang, penerima manfaat juga diberikan pelatihan agar dapat menjalankan usahanya dengan baik.
“Dilatih dulu, setelah dilatih mereka bisa berjualan dengan baik. Nanti produknya laku, masyarakatnya bisa bekerja, perekonomian jalan,” tambahnya.
Selain program bantuan usaha, Kemensos juga mendukung inovasi pengelolaan sampah di desa melalui teknologi yang dikembangkan oleh Universitas Pasundan (Unpas).
Teknologi ini mampu mengolah sampah menjadi berbagai produk bermanfaat, termasuk bahan bakar minyak seperti gas, pertalite, dan solar.
“Teknologinya sederhana, murah, dan mudah dioperasikan. Ini penting. Kalau mahal dan susah, akan jadi masalah. Tapi ini tidak. Semua sampah yang ada bisa diproses,” jelas Gus Ipul.
Selain itu, sampah organik juga dapat diolah menjadi maggot untuk pakan ikan dan unggas, serta pupuk untuk pertanian. Dengan inovasi ini, Gus Ipul berharap Desa Cangkuang Wetan dapat berkembang menjadi desa mandiri energi dan pangan.
“Kalau masyarakat punya kesadaran, pemerintah punya regulasi, dan ada teknologi yang dikombinasikan, desa ini bisa mandiri,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga meninjau layanan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang berfungsi sebagai tempat menampung aspirasi dan keluhan warga terkait kesejahteraan sosial.
Ia mengapresiasi berjalannya layanan ini dan berharap desa-desa lain dapat mencontoh model Puskesos yang efektif.
“Memang belum semua desa memiliki Puskesos yang berjalan optimal, tapi di desa yang layanan ini berjalan, masyarakatnya meningkat kesejahteraannya,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, dua juga menyoroti pentingnya validasi data kemiskinan agar program bantuan sosial (bansos) lebih tepat sasaran. Saat ini, pemerintah sedang mengonsolidasikan data kemiskinan menjadi satu data Indonesia yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Presiden Prabowo meminta agar data kemiskinan diperbaiki. Tidak boleh ada data yang tidak tepat sasaran. Maka kita lakukan uji petik atau ground check dengan melibatkan pendamping dan perangkat desa,” jelasnya.
Berdasarkan data terbaru, jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Cangkuang Wetan yang menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 239 KK dengan total bantuan Rp 173.175.000. Sementara itu, penerima bansos sembako sebanyak 514 KK dengan total bantuan Rp 308.400.000.
Di tingkat kecamatan, jumlah keluarga dalam kategori kemiskinan ekstrem sebanyak 39 KK dengan total 102 individu. Sementara penerima bansos PKH di Kecamatan Dayeuhkolot mencapai 1.144 KK dengan total bantuan Rp 794.150.000, dan penerima bansos sembako sebanyak 2.429 KK dengan total bantuan Rp 1,457 miliar.
Gus Ipul menargetkan angka kemiskinan ekstrem bisa mencapai 0% pada tahun depan sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.
“Kalau kita semua mau bergerak dan bekerja sama, data kita akan semakin valid. Data yang baik menentukan perencanaan yang baik, sehingga program tepat sasaran dan bisa efektif menurunkan kemiskinan serta menciptakan lapangan kerja,” tegasnya.
Kunjungan kerja ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi warga Desa Cangkuang Wetan dan menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjut. (nk)