GENERASI Muda Masjid Agung Syi’arul Islam Menggelar Mabit Akbar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1441 H hari Ahad (1/9/2019) diikuti oleh 175 Rohis SMA/ SMK/MA perwakilan sekolah se- Kab. Kuningan. Acara pembukaan dihadiri ketua DKM Masjid Agung Syiarul Islam Drs H Yayan Sopyan, MM dan Kabag Sumda Polres Kuningan Kompol H D Nurwenda, SH,MSi.
Pembina Gemma Syi’arul Islam Asep Kamaludin SIP didampingi ketua 1 Adeanti disela-sela acara menjelaskan, Sebagai pemuda, tentu sudah selayaknya bisa menjadi motor kegiatan-kegiatan yang positif di lingkungannya. Apalagi sebagai seorang pemuda muslim, sangat elok rasanya jika kita juga bisa menjadi penggerak syiar kita dengan cara-cara yang kekinian. Jika sampai saat ini peringatan tahun baru hanya dimeriahkan pada saat pergantian tahun masehi saja, maka kami kira menyambut tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam dengan menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat akan sangat baik untuk syiar Islam ke depan.
Selain itu, dengan banyak menggelar acara keagamaan yang posisitf, tentu akan menambah rasa iman dan kecintaan kita kepada Islam itu sendiri sehingga sedikit demi sedikit tentu akan menambah kebaikan akhlak kita,ujarnya
Kegiatan ini diisi dengan beragam acara Islami yang insya Allah bisa bermanfaat untuk orang lain khususnya warga masyarakat Kabupaten Kuningan melalui Mabit Akbar
Ketua DKM Syiarul Islam Kuningan Drs H Yayan Sofyan, MM mengapreasiasi giat mabit akbar ini dengan peserta 175 orang remaja pilihan Allah yang hatinya tergerak untuk mengisi momentum pergantian tahun baru hijriah ini dengan dzikir, muhasabah, kajian keilmuan dan qiyamul lail.
Lebih jauh H yayan Sopyan mengajak untuk tetap bersemangat belajar mengkaji ilmu agama, dan Ukhuwah islamiyah harus terus menerus dibangun dan dipelihara dimuka bumi ini sebagai penjabaran dari aplikasi aktif seluruh ummat muslim dalam menjaga kemaslahatan di dunia dan akhirat. Melalui peringatan hari besar Islam yang rutin dilaksanakan, diharapkan dapat meningkatkan ukkhuwah Islamiyah dan tali silaturahmi serta perilaku yang sesuai dengan syariat islam diawali dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan yang lebih luas lagi.
Melalui peringatan Tahun Baru Islam kita selaku Ummat Islam untuk senantiasa mengantisipasi kebudayaan-kebudayaan liberal di kalangan lingkungan kita agar tidak terbawa arus kebudayaan yang tak sesuai dengan syariat islam, tegasnya.
Hal ini sebagai pembelajaran kepada generasi penerus kita berikutnya dan bentuk apresiasi yang bermanfaat dan patut dilestarikan, harapnya.
Kompol. H.D Nurwenda, SH, M.Si Kabag Sumda Polres mengatakan, Tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H kali ini tiba tidak lama setelah perayaan HUT RI ke-74 dan Hari Jadi Kuningan ke 521.
Dalam momentum ini, kata Nurwenda umat Islam perlu mengambil pelajaran dari spirit hijrah.
“Dalam konteks kemerdekaan dan Indonesia sekarang, umat Islam dan bangsa Indonesia perlu mengambil pelajaran dari spirit hijrah,”.
Spirit hijrah yang pertama membangun inklusi sosial. Seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW membangun inklusi dan integrasi sosial, membangun persahabatan sejati antara sahabat Muhajirin dan Anshar.
Spirit hijrah yang kedua, umat harus mematuhi hukum dan norma sosial. Sebab kepatuhan kepada hukum merupakan prasyarat membangun bangsa yang maju, aman, dan damai. Nabi Muhammad SAW juga membuat Piagam Madinah sebagai konstitusi yang mengikat semua masyarakat.
“Di dalam Piagam Madinah, semua kelompok agama dan etnis disebut sebagai umat, sehingga kedudukan dan eksistensi mereka sama,” ujarnya.
Spirit hijrah yang ketiga, umat secara pribadi dan bersama-sama harus berperan serta dan bertanggung jawab memajukan bangsa dan negara.
Dalam konteks kemerdekaan, hijrah ditandai oleh sikap cinta Tanah Air dan bangsa serta melakukan islah sosial dan politik.
“Hijrah ditandai oleh sikap terbuka dan saling memperkuat kesolidan, solidaritas, dan kekohesivan sosial politik, saatnya bangsa Indonesia dan umat Islam melihat ke masa depan dengan bekal pelajaran masa lalu,” ujarnya.
HD Nurwenda mengingatkan, tahun baru Hijriyah merupakan momentum umat Islam untuk melakukan muhasabah spiritual, sosial dan politik. Secara pribadi dan kolektif, bangsa Indonesia dan umat Islam perlu membangun kesalehan spiritual, sosial dan politik, pungkasnya. (H WAWAN JR)