MENDENGAR nama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) – tempat terpidana pelaku kejahatan menjalani masa tahanannya – banyak orang yang tidak ingin bersentuhan. Apalagi dengan sukarela mendidik para nara pidana yang sedang menjalani masa hukumannya di Lapas agar mereka kelak memiliki bekal keterampilan setelah bebas.
Sangat langka memang di zaman now. Tapi selalu saja ada orang yang berbudi luhur di situasi dunia yang serba matrealistis. Bahkan cenderung ada slogan, “Tak ada makan siang yang gratis”. Artinya setiap tindakan harus berbayar.
Tedi Januar, pemilik Lembaga Keterampilan Pendidikan (LKP) yang bergerak dibidang pengobatan tradisional Pijat Refleksi patut jadi contoh. “Setiap hari Kamis para narapidana di Lapas Purwakarta mendapat pelajaran cara memijit refleksi. Tidak bayar (gratis) pak,”kata Tedi Januar kepada dialogpublik.com ketika berjumpa di ruang Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Masyarakat (Dikmas) kantor Dinas Pendidikan di Jl. Veteran, Kab. Purwakarta, Selasa (3/9/2019).
Sementara itu, Ditempat dan hari yang sama, Kasi Dikmas sebagai pejabat yang diberi tugas atasannya untuk membina para pengelola LKP di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta tentu saja sang pejabat merasa ada angin segar karena tugas yang dibebankan ke pundaknya menuai hasil.
“Saya sangat mengapresiasi kemauan dari kang Tedi (Ketua LKP Goen Goen-red) yang mau berbagi ilmunya mendidik para napi di Lapas dengan sukarela,”ujar Kepala Seksi Dikmas, Rd. Moh. Dadi Rosadi, MKS dikantornya.
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Goen Goen milik Tedi Januar beralamat di Jl. Cikopak, Desa Mulyamekar, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
LKP adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Informasi yang diperoleh selama 3 bulan LKP Goen Goen blusukan di Lapas Purwakarta sudah ada 45 orang napi yang mengikuti pelatihan refleksi pijat dari 500 orang penghuni Lapas Purwakarta, beralamat di Jl. Mr. Muchtar Kusuma Atmaja. (jainul abidin)