SELAMA ini Lion Indonesia bergerak pada peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja di berbagai Industri. Namun, saat ini organisasi non profit itu mengembangkan kegiatannya ke pendidikan atau sekolah, fokusnya pada peningkatan life skills siswa maupun guru.
“Sebelumnya, Lion Indonesia fokus pada peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja. Kini kita mengembangkannya ke sekolah-sekolah, fokusnya pada peningkatan life skills para siswa dan guru,” jelas perwakilan Lion Indonesia, Endah Setianingsih, Sabtu (10/4/2021) di Pondok Pesantren (Pontren ) Assuruur, Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.
Dengan kegiatan yang bertema “Participatry Acrion Oriented Training” Lion Indonesia bekerja sama dengan Tokyo Operational Healt (TOH), melakukan pelatihan pada murid dan guru, agar kondisi belajar mengajarnya bisa lebih baik.
Lebih kreatif, serta mampu memanfaatkan apa yang ada dilingkungan sekolah. Misalnya sampah, didaur ulang agar memiliki nilai ekonomis.
Menurutnya, kegiatan tersebut disponsori pemerintah Jepang. Sebelumnya ujar Endah, dia mengajukan proposal terlebih dulu ke negeri sakura, melalui TOH.
Kegiatan yang merupakan hasil adopsi dari Vietnam paparnya, pertama kali dilaksanakan di Indonesia, yakni di Pontren Assuruur. “Tidak ada penilaian khusus, hanya setelah kunjunga ke beberapa sekolah, Assuruur lah yang meresponnya paling awal”, terang Endah.
Jadi lanjutnya, Assuruur merupakan pilot projek dari kegiatan tersebut. Endah berharap, dengan training atau.pelatihan yang dilaksanakan sejak April 2020 hingga Maret kemarin, dapat membangun kesadaran budaya selamat, sehat dari para generasi muda. Bahkan ke depan, kegiatan itu bisa menjadi koneksi untuk memperoleh beasiswa dari pemerintah Jepang.
Sementara Pengasuh Pontren Assuruur, Ustad Nurbayan menjelaskan, Lion Indonesia bukan saja melatih cara memanfaatkan limbah agar bernilai ekonomis, tapi juga memberikan motivasi dalam berbagai hal, sehingga belajar menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
Serta selalu menjaga kesehatan dan lingkungan. “Sebagaimana diketahui di pesantren, biasanya yang menjadi persoalan utamanya sampah, tapi setelah dibimbing Lion, sampah itu jadi bermanfaat dan berguna,” tuturnya.
Melalu program yang digagas Lion,. lingkungan sekolah semakin nyaman dan indah. Setelah dilatih selama setahun, ujar Nurbayan, ada 4 hal diperoleh santri (siswa) dan guru. Yakni, new knowledge ( ilmu pengetahuan baru).
Kemudian skill dan perubahan karakter atau sikap hidup. “Biasanya pata santri itu membuang sampahnya sembarangan, kini lebih tertib,” imbuhnya.
Adanya jejaring yang menguntungkan, bukan saja untuk Assuruur tapi juga Indonesia. Dia berharap, adanya tindak lanjut untuk memaksimalkan program yang diberikan oleh Lion. (nk)