DIREKTORAT Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementrian Petanian (Kementan) RI, Indah Megawati mengatakan, tahun ini pemerintah telah meningkatkan anggaran Kredit Usaha Rakyat dari Rp150 triliun menjadi Rp190 triliun. Khusus untuk usaha pertanian, dari alokasi Rp50 triliun KUR baru terserap Rp 6 triliun.
“ Khusus untuk pertanian KUR mencapai Rp50 triliun, tetapi yang sudah terserap baru Rp 6 triliun,” jelasnya saat sosialisasi percepatan dan penyaluran KUR di Sunshine hotel,
Untuk Jawa Barat jelasnya, target serapan KUR pertanian sebesar Rp1 triliun, namun saat ini baru Rp500 miliar. “ Tapi untuk semua provisi kita targetkan KUR tahun ini mencapai Rp 1 miliar. Kredit tani itu digunakan untuk membiayai 4 komoditi pertanian, yakni tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan pertanian. Kami arahkan KUR ini untuk membeli alat pertanian,” imbuhna.
Indah mengakui, selama ini serapan KUR, termasuk di bidang usaha pertanian rendah padahal NPL (non performing loan) relatif tinggi. Rendahnya serapan KUR, dikarenakan bank alergi dengan usaha pertanian. Saat ini Kementan sendiri melakuan strategi baru, untuk meningkatkan serapan KUR pertanian. Diantaranya dengan melakukan pendampingan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari konsultan pembiayaan, klinik agrobisnis, dan pihak lainnya.
Selain itu juga membentuk satgas dan mencari of taker. Jadi petani yang ingin mengajukan KUR, terlebih dahulu mendatangi satgas atau of taker. Uangnya tetap diserahkan kepada individu, tapi off taker yang membantu melakukan pembelian alat pertaniannya.
Syarat untuk mendapatkan KUR pertanian jelasnya, sangat mudah. Selain usahan bidang pertanian, memiliki lahan, menyiapkan Rancangan Anggaran Pembiayaan, KTP, NIK, KK dan nomor telepon untuk kepentingan BI Checking. “ Upaya yang dilakukan Kementan, menjaga jangan sampai terjadi kredit macet. Kita ingatkan dana ini bukan bantuan, tapi pimjaman dengan bunga lunak, jadi harus dibayar,” imbuhnya.(nk)