PEMAHAMAN anggota PWI Kota Bandung akan keberadaan Koperasi, masih terbatas. Sehingga Koperasi PWI Kota Bandung belum bisa berjalan maksimal sesuai keinginan dan harapan.
Hal itu diungkapkan Ketua Koperasi PWI Kota Bandung, Maman Suherman, dalam acara pemaparan dan pembekalan tentang koperasi oleh Kepala Seksi Organisasi Tata Laksana, Perlindungan dan Penyuluhan Koperasi pada Dinas KUMKM Kota Bandung, Erna Abdilah, di Sekretariat PWI Kota Bandung Jl Ahmad Yani No. 262 Bandung, Jumat, (6/9/2019)
Dalam acara yang dihadiri jajaran pengurus dan anggota PWI Kota Bandung tersebut, Kasie Ortala, Perlindungan dan Penyuluhan Koperasi Dinas KUMKM Kota Bandung, Erna Abdilah menyebutkan bahwa permasalahan yang dialami koperasi PWI Kota Bandung, banyak juga dialami oleh koperasi-koperasi lainnya.
Sejatinya, koperasi didirikan dengan tujuan menyejahterakan kondisi sosial dan ekonomi para anggotanya. Namun karena ketidakpahaman baik dari anggota dan pengurusnya, koperasi-koperasi tersebut tidak dapat berjalan.
“Di Kota Bandung, banyak koperasi TUKCING “dibentuk Cicing (Dibentuk lalu diam, red). Artinya hanya bisa membentuk atau mendirikan koperasi, sementara untuk jalannya roda organisasi tidak bisa karena keterbatasan pemahaman tentang koperasi”, ujar Erna.
Menurut Erna, menjalankan koperasi berbeda dengan menjalankan usaha biasa karena ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip itu adalah:
– Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
– Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokrasi;
– Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi;
– Pemberian balas jasa sesuai modal;
– Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen;
– Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
– dan Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama
Sementara untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal yang bisa didapat dari anggotanya sendiri (internal) yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib serta Simpanan Sukarela dan modal dari luar (eksternal) terdiri dari hibah, Pinjaman, dan sumber lain yang sah.
Pada kesempatan tersebut, Reza fasilitator koperasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, menambahkan jangan memandang koperasi itu kecil. Karena justru ditingkat Dunia, justru koperasi lah yang memiliki dan menjadi perusahaan-perusahaan besar.
“Ada Koperasi Zen-Noh, koperasi pertanian di Jepang dan merupakan koperasi terbesar di dunia dengan anggota 10 juta orang; Koperasi Susu Campina di Eropa, Koperasi NTUC fairprice dengan Anggota 500.000 orang. Dan Koperasi Media Koperasi Associated Press yang merupakan koperasi terbesar yang memiliki kantor berita terbesar di Amerika. Dibentuk pada tahun 1846, dan memiliki 1500 surat kabar, stasiun televisi dan radio di Amerika,” ungkap Reza untuk penyemangat agar Koperasi PWI juga bisa besar.
Usai mendapatkan pemaparan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung tersebut, anggota PWI Kota Bandung menyatakan akan kembali menjalankan koperasi yang ada dan minta pendampingan Dinas Koperasi.
“Terima kasih atas pemaparan dari dinas koperasi, dan kami akan kembali menjalankan koperasi yang ada, dan tentunya kami akan terus mohon bimbingan dan pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM,” Pungkas wakil Ketua PWI Kota Bandung, Asep Budianto. (***)