Kolaborasi untuk Bandung Bebas Stunting : Upaya dan Tantangan dalam Praktik PMBA

Kolaborasi Helen Keller International dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, TP PKK Kota Bandung, Forum Bandung Sehat (FBS), Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Barat dan Meds-On

ENAM organisasi baik level lokal, provinsi, dan nasional di Kota Bandung berkolaborasi untuk menyelenggarakan webinar bertajuk “Optimalkan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak untuk Bandung Bebas Stunting” pada hari Selasa, 23 Maret 2021. Acara ini dihadiri oleh hampir 1000 peserta dari berbagai sektor diantaranya organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga pemerintah, puskesmas, LSM, dan masyarakat umum yang bergabung melalui zoom dan youtube live. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Gizi Masyarakat, Kemenkes.

Acara ini mendiskusikan beberapa topik yang hangat di kalangan para ibu. Acara dibuka oleh Gwyneth Cotes sebagai Country Director dari Helen Keller International. Dalam sambutannya, Gwyneth menyampaikan bahwa PMBA yang optimal tidak lepas dari pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) setelah 6 bulan dan tetap menyusui sampai 2 tahun. Namun, PMBA yang optimal jauh lebih luas daripada hal tersebut, diantaranya pola asuh, lingkungan yang bersih, serta perlindungan keluarga dari pemasaran dan promosi makanan buatan pabrik yang tidak sehat untuk balita.

Topik pertama membahas tantangan selama pemberian makan anak sebelum pandemi yang dibawakan oleh dr.Dian dari Helen Keller International. Dari hasil kajiannya, hampir seluruh balita (~80%) mengkonsumsi makanan ringan buatan pabrik dan berpemanis. Sebaliknya, hanya sedikit bayi yang memakan sayur dan buah yang kaya vitamin A.

Upaya optimalisasi praktik PMBA tidak berhenti selama pandemi. Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) bermaneuver dengan memperkenalkan metode telekonseling. Program ini berlangung di 7 puskesmas di Kota Bandung. Ibu yang memiliki bayi/baduta yang memiliki kendala dalam proses menyusui atau memberikan MPASI dapat menghubungi Hotline, website, maupun via Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas.

Di sisi lain, Kota Bandung pun tetap melakukan berbagai program penurunan stunting bertajuk Bandung Tanginas (Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) yang digagas langsung oleh ketua TP-PKK Kota Bandung sekaligus Forum Bandung Sehat yaitu Ummi Siti Muntamah Oded. Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta sebagai kelompok yang masuk dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Bandung Tanginas berupaya memberikan asupan pangan sehat, pelatihan keterampilan pada kelompok pra-sejahtera, edukasi gizi, pelatihan budidaya lele di dalam ember (budikdamber), pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran (Buruan SAE), dan gerakan BandungSAE (Sadayana ASI Eksklusif).

Mencegah stunting dapat dimulai dari upaya perbaikan pola makan bayi dan anak serta menciptakan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang yang optimal. Hal ini dapat diwujudkan dengan kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan inovasi yang berbasiskan solusi, agar terwujud Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis.