Kirab Panji Dan Mahkota Binokasih Sambut HUT Sumedang

DALAM menyambut hari jadi ke 441 Kabupaten Sumedang, pemerintah setempat melakukan kirab Panji dan Mahkota Binokasih.Tujuan kirab tersebut, untuk mengingatkan masyarakat tentang kejayaan Sumedang larang.

“Kami mengapresiasi kegiatan tersebut, karena ciri khas sebuah bangsa adalah budayanya,”kata Ketua 1 Kompepar Jawa Barat yang juga Ketua umum Yayasan Manunggal Guna Dharma, Budi Aji Saptaji pada dialogpublik.com, Senin (22/4/2019) di Soreang.

Kirab dilakukan dua hari, yakni Sabtu (20/4) hingga Minggu (21/4). Dengan rute yang ditentukan jelas keturunan Raden Soekmana Soeriaatmadja, napak lacak tapak para leluhur. Selain kirab juga dilaksanakan ziarah ke makan para leluhur Sumedang.

Menurutnya, Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang, maksudnya untuk merefleksi terhadap setiap pergerakan Sumedang pada peristiwa yang terjadi dimasa lalu.

Menurutnya,helaran yang mengusung Panji kebesaran Sumedang Larang, di antaranya menyusuri tapak-tapak leluhur Sumedang yang mempunyai nilai filosofis dasar Insun Medal Insun Madangan dalam kehidupan nyata masyarakat kabupaten yang memperingati HUT nya pada 21 April, kemarin.

“Kompepar sangat antusias dengan kegiatan yang spektacular dan telah menjadi icon Sumedang juga Jawa Barat. Selain mengingatkan pada sejarah peradaban, yang dibangun Maharaja Sumedang Larang, kegiatan tersebut di hadiri pula utusan dari UNESCO dan raja raja se-nusantara,” jelasnya.

Lebih jauh Aji menjelaskan, Kompepar Jawa Barat kini tengah membina Yayasan Manunggal Guna Dharma, dalam hal konservasi Seni Budaya bangsa .

Sesuai kegiatannya, Manunggal Guna Dharma terkonsentrasi pada empat sektor, yaitu edukasi, lingkungan Lingkungan hidup, konservasi seni budaya dan industri kreatif. ” Semuanya terintegrasi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, ke Jawa Barat,” pungkasnya. (Hen/bas).