Kelompok Radikal Galang Dana Lewat Medsos

PENDIRI Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengimbau, agar masyarakat berhati hati dalam menyumbangkan dananya, sebab jelang Ramadhan sering dimanfaatkan kelompok radikal untuk penggalangan dana baik melalui media sosial (medsos), maupun media lainnya.

Ken mengungkapkan, setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK) membekukan rekeningnya di bank, kelompok radikalisme secara jor joran memasang iklan di medsos guna mencari korban dari masyarakat yang dermawan.

“Ini mencoreng nama organisasi yang betul betul menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Kalau kita buka facebook, biasanya iklan mereka muncul diberanda, lalu ada profil singkat dan link donasi,” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (9/4/2021).

Sedangkan kalau di whatsapp, lanjut Ken, biasanya masuk ke group, lalu chat pribadi ke seluruh member group whatsapp di awali dengan perkenalan, kirim profil organisasi sebagai pihak yang tepat untuk menyampaikan bantuan sosial.

Biasanya modusnya berdalih sumbangan kegiatan sosial, seperti untuk yatim piatu, infak, gerakan sedekah, orang tua asuh hafidz quran, zakat, pejuang wakaf, dan hal lain yang berbau agama.

“Masyarakat lebih baik menyerahkan bantuan atau donasi di berikan langsung kepada yang berhak menerima atau yang membutuhkan,” himbaunya.

Karena, kelompok radikal berkedok lembaga sosial, menyalurkan dananya bukan di Indonesia tetapi ke wayah konflik di Timur tengah, seperti Suriah, Palestina dan lainnya.

Hebatnya, kelompok radikal itu dalam penggalangan dana melibatkan para tokoh dan artis yang sudah bergabung sebelumnya.

“Biasanya artis yang mendukung khilafah/ negara Islam. Itu yang menyebabkan masyarakat awam ikut ikutan menyumbang. Padahal itu berbahaya, karena untuk membiayai dan membesarkan kelompok radikal,” tutup Ken.

Secara terpisah, Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan berharap, masyarakat memberikan sumbangan harus jelas, seperti di masjid atau ke panti asuhan secara langsung. Jika melalui medsos harus lebih hati-hati.

” Terkait terorisme, tugasnya Kasatgaswil Densus 88 Polda Jabar, namun anggotanya ada di semua daerah. Tugas saya hanya koordinasi terkait info. Kalau saya kecenderungan menjaga stabilitas wilayah,” kata Hendra.

Hendra menjelaskan, menjelang ramadhan ini aktivitas keagamaan semakin meningkat. Namun perlu dipahami, ajaran yang diikuti oleh harus sesuai dengan ketentuan Al Qur’an dan hadist, apabila ada orang atau sekelompok masyarakat yang ajarannya tidak sesuai ketentuan agama maka perlu diwaspadai. (nk)