BANYAKNYA peternak yang membuat kandang dekar rumah, dari efisiensi mungkin menguntungkan. Namun, itu membuat lingkungan rumah jadi kotor dan kurang nyaman.
“Untuk yang jumlah ternaknya sedikit, mungkin tidak soal kandang dekat rumah. Tapi jika ternak makin banyak, keuntungan makin besar namun lingkungan rumah jadi kurang sehat, bersatu dengan limbah ternak,” jelas Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung Tisna Umaran, Kamis (28/2/2019) di Soreang.
Selain di dekat rumah, ada pula yang mendirikan kandang dekat sungai, dengan alasan mudah membuang kotorannya. “Jadi sumber pencemaran Sungai Citarum adalah limbah domestik, yaitu limbah rumah tangga dan limbah ternak,” terangnya.
Sehingga dengan adanya kandang komunal, pengelolaan ternak akan terintegrasi dan pemerintah lebih mudah dalam melakukan pengawasan. “Program biofuel (bahan bakar hayati) akan berjalan, karena operator untuk pengadaan gas dari pengolahan limbah, bisa terpusat. Disamping itu juga akan memudahkan kami dalam pengawasan penyakit ternak,” lanjut Tisna.
Pemkab Bandung hingga kini masih membutuhkan sedikitnya 5 unit kandang sapi komunal, yang bisa menampung sekitar 200 ekor sapi. Sebetulnya sudah ada di Kecamatan Kertasari, namun dia menyatakan, satu unit kandang fasilitas dari Pemprov Jabar. Itu pun dipandang masih kurang memadai dalam segi kuantitas.
” Satu unit kandang sapi komunal di Kertasari, dimaksudkan untuk menampung ternak warga yang tinggal di wilayah hulu Sungai Citarum. Sedangkan di Kabupaten Bandung, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018, jumlah sapi potongnya saja mencapai 28.366 ekor. Secara mendesak kami membutuhkan 5 unit untuk ditempatkan di dua kecamatan, yaitu Kertasari dan Pangalengan,” imbuhnya.
Untuk meningkatkan jumlah produksi, baik susu atau daging sapi, Distan telah melakukan beragam upaya. Diantaranya dengan mendistribusikan bantuan bibit ternak unggul dan memberikan pembinaan mengenai cara-cara beternak yang baik dan produktif.
“Selain itu kami juga berupaya meningkatkan produksi pakan ternak melalui penanaman hijauan makanan ternak yang berkualitas, serta menjaga produktivitas ternak melalui teknologi inseminasi buatan,” pungkasnya.(hen/bas).