Kalahnya NU Pasti, Pelajaran Bagi Golkar Kabupaten Bandung

KEKALAHAN Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bandung, Hj. Kurnia Agustina dan Usman Sayogi dalam Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 , menjadi pelajaran penting bagi DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung.

Hadirnya kader Golkar yang menjabat sebagai Bupati Bandung, serta raihan kursi terbanyak di l legislatif tidak menjamin kemenangan dalam kontestasi Pilkada.

“Banyak faktor yang menyebabkan kandidat yang diusung Partai Golkar kalah. Oleh karena itu, Kang Dadang Naser harus bertanggung jawab untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar,” tegas Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kabupaten Bandung, Deden Nugraha, Kamis (17/12/2020)

Kang DN, biasa disapa, menurut Desen harus bertanggung jawab dengan cara memimpin kembali DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung.

Menurut Kepala Badan Saksi Daerah (BSD) Golkar Kabupaten Bandung ini, kekalahan pasangan Nia-Usman (NU Pasti Sabilulungan) harus dievaluasi secara menyeluruh.

Hasil evaluasi tersebut imbuhnya, menjadi modal untuk mengembalikan kejayaan partai dan kembali berkarya untuk rakyat Kabupaten Bandung.

”Sebagai Ketua AMPG, saya meyakini sosok yang mampu untuk mengeksekusi dan membenahi partai adalah sosok yang berpengalaman, yaitu Kang DN,” ucap Deden.

Jika diibaratkan tim sepakbola, kekalahan dalam sebuah musim pertandingan menjadi bahan evaluasi yang sangat berharga bagi manajer. Oleh karenanya, banyak sekali tim sepakbola yang bangkit dan menjadi juara di musim pertandingan berikutnya.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai Bupati Bandung, Kang DN bisa lebih fokus dalam mengurus Partai Golkar. “Karena lebih fokus, maka saya yakin Kang DN akan lebih mampu membawa Golkar Kabupaten Bandung untuk meraih tambahan kursi pada pemilu mendatang, sekaligus menempatkan kader terbaik Golkar dalam Pemilukada serentak 2024 nanti,” paparnya.

Menurutnya, saat inu ada beberapa nama yang muncul, untuk ikut di bursa pencalonan ketua Gokar Kabupaten Bandung. Semua nama yang muncul itu, merupakan kader terbaik Partai Golkar.

Tapi ujar Deden, Golkar saat ini butuh sosok yang mampu menjalankan roda organisasi dan fokus, tidak terganggu oleh aktivitas lain. “Apalagi Kang DN berpengalaman, 10 tahun memimpin puluhan ribu aparat sipil negara (ASN) dan mengorganisasikan puluhan perangkat daerah yang tentunya memiliki masalah dan tantangan lebih kompleks. Jadi saat memimpin Golkar pun, akan lebih mudah baginya menuntaskan berbagai persoalan di tubuh partai” jelasnya.

Musda Golkar Kabupaten Bandung, akan memperebutkan 37 suara, yakni 31 suara Pengurus Kecamatan (PK), 1 suara masing -masing dari DPD Golkar Kabupaten, suara Dewan Pertimbangan Partai Golkar serta.satu suara dari organisasi pendiri Partai Golkar (SOKSI, MKGR dan Kosgoro.

Kemudian satu suara dari organisasi yang didirikan Golkar, yakni AMPI, Al Hidayah, Satkar Ulama, dan lain-lain). Serta satu suata dari ormas sayap Partai Golkar (AMPG dan KPPG) ditambah suara DPD Golkar Jawa Barat.(nk)