BENCANA longsor dan banjir disejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan sebagai dampak dari hutan gundul dan intensitas hujan yang cukup tinggi. Dalam mengantisifasi rawan bencana ini, perlu diadakan reboisasi atau penanaman kembali lahan dan hutan yang gundul sebagai bentuk eksistensi menjaga lingkungan dan hutan dalam mempertahankan Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi.
Hal itu, dikatakan Wakil Bupati Kuningan, H. M Ridho Suganda, saat penananaman pohon pada kegiatan “Ngarumat Pasir Ngajaga Lembur” yang diprakarsai Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo (Gema Jabar Hejo) di Hutan Sudimampir, Desa Ciangir, Kecamatan Cibingbin, Rabu (23/12/2020).
“Alhamdulillah, saya bisa terlibat langsung dalam kegiatan ini bersama Gema Jabar Hejo. Ini sebagai bentuk langkah dalam merawat dan melestarikan lingkungan dan hutan. Kita semua sudah melihat sendiri apa akibatnya bila kita tidak merawat alam. Main asal tebang pohon, akhirnya bencana seperti banjir dan longsor datang dan akan menyusahkan kita semua,” ujarnya.
Wabup Ridho mengingatkan, bahwa urusan pelestarian alam bukanlah masalah kecil, karena menyangkut masa depan anak cucu. Menurutnya, dengan menanam pohon berarti sedang menanam do’a dan harapan untuk keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.
“Besar harapan saya dengan kembali digaungkannya Program Pepeling yang sudah berjalan sejak tahun 2006, Kabupaten Kuningan kembali hijau dan ASRI (Aman, Sehat, Rindang, Indah). Karena Kabupaten Kuningan ini, merupakan penyangga bagi Kabupaten/Kota disekitarnya,” pungkasnya.
Senada, Ketua Gema Jabar Hejo DPD Kuningan, Ali mengungkapkan, menjaga lingkungan dan hutan bukanlah sebuah acara untuk seremonial saja, tapi memang diperlukan kesabaran dan hati yang tulus serta harus tertanam dalam jiwa demi menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Bila pohon terus ditebangi, air terus digunakan, dan sampah dibuang tanpa ada pengelolaan, maka mau tidak mau, bumi yang kita pijak akan rusak .
Sementara itu, sekretaris GJH DPD Kuningan, Nanang Subarnas, S.Hut, menuturkan, dalam kegiatan tersebut selain masyarakat dan Ormas juga melibatkan unsur pelajar, hal itu bertujuan agar generasi muda mengerti akan pentingnya sebuah pohon bagi kehidupan. (H WAWAN JR)