Gedung SLRT Yang Terbakar Kini Kembali Tegak

GEDUNG Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) yang terbakar beberapa.waktu lalu, kini sudah.kembali tegak. Gedung itu berfungsi untuk penanganan fakir miskin atau orang tidak mampu.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Hj. Nina Setiana mengungkapkan, SLRT dibangun pada akhir tahun 2016. Gedung tersebut berfungsi untuk masyarakat miskin yang ingin menyampaikan permasalahan sosialnya.

“Apakah masyarakat tersebut mendapatkan akses perlindungan dan pelayanan sosial secara terintegrasi, termasuk melaksanakan updating data terpadu kesejateraan sosial (DTKS) secara dinamis,” ujar Nina di ruang kerjanya, Soreang, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, setelah terbakar beberapa waktu lalu, saat ini pembangunan SLRT tengah dirampungkan, dengan biaya Rp 9 miliar dan rencananya akan di launching pada 2021.

“Nantinya, gedung tersebut menjadi pusat pelayanan terpadu penanganan keluhan dan rujukan. Sekaligus data center tingkat Kabupaten Bandung. Nanti juga akan dilengkapi 1 mobil ambulans sebagai kendaraan quick reaction, dan satu unit kendaraan operasional,” tuturnya.

Nina mengungkapkan, SLRT Kabupaten Bandung masuk dalam 6 besar terbaik se-Indonesia, serta dijadikan Best Practice SLRT oleh Kemensos RI.

“Di Indonesia, Pemkab Bandung menjadi pelopor integrasi aplikasi program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Ini bukti Pak Bupati yang terus berupaya agar Dinsos dapat meningkatkan pelayanan kepada masyakat miskin khususnya, dan umumnya masyarakat Kabupaten Bandung”, ucapnya.

Di kondisi pandemi Covid-19, lanjut Nina, kehadiran SLRT sangat penting. Saat ini. di Kabupaten Bandung terdapat 280 Puskesos dengan kekuatan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 1.780 personil. Termasuk 280 fasilitator di tiap desa serta 31 orang supervisor di tingkat kecamatan. Para relawan tersebut, menjadi garda terdepan dalam menyiapkan DTKS dan miskin baru (misbar).

“DTKS itu menjadi basis data penerima bansos dari 8 pintu, yakni PKH, Sembako, BST Banprov, bantuan APBD dan lainnya, termasuk CSR dari privat sektor. Saat ini sekitar 52 persen penduduk terdampak Covid-19 menerima bansos,” ujarnya.(nk).

dialogpublik.com