DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung setujui Pencabutan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2015 mengenai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035.
Atas hal itu, Pj. Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyampaikan terima kasih kepada Panitia Khusus (Pansus) 3 DPRD Kota Bandung yang telah menyelesaikan pembahasan terkait Raperda ini.
“Atas nama Pemerintah Kota Bandung mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada Pansus 3 serta seluruh anggota DPRD yang telah menetapkan Raperda ini. Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 2015 adalah langkah penting untuk menyelaraskan kebijakan tata ruang dengan dinamika terkini,” ujar Koswara di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Selasa, 24 Desember 2024.
Menurutnya, pencabutan Perda tersebut diperlukan untuk menyesuaikan kebijakan tata ruang Kota Bandung dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2022-2042, serta perubahan regulasi pada tingkat nasional.
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 yang menetapkan, RDTR harus diatur melalui peraturan kepala daerah setelah mendapat persetujuan pemerintah pusat, Perda Nomor 10 Tahun 2015 dinilai tidak lagi relevan.
“Langkah ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, menciptakan keterpaduan lintas sektor, serta mewujudkan tata ruang yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pembangunan di Kota Bandung,” jelas Koswara.
Dalam rapat tersebut, Koswara juga menegaskan bahwa tata ruang yang baru harus mampu mengintegrasikan berbagai kepentingan lintas sektor, menyelaraskan struktur dan pola ruang, serta menciptakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.
“RDTR yang baru harus menjadi rujukan utama dalam setiap pembangunan di Kota Bandung. Dengan tata ruang yang tertib dan terarah, kita dapat memastikan keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Rapat Paripurna ditutup dengan penandatanganan penetapan Raperda oleh pimpinan DPRD dan Pj. Wali Kota Bandung.
Keputusan ini diharapkan menjadi dasar bagi pengelolaan tata ruang yang lebih modern dan adaptif, sesuai dengan visi Kota Bandung sebagai kota yang berkelanjutan. (ziz)