GUBERNUR Jawa Barat HM Ridwan Kamil mengatakan, doa bersama lintas agama sangat penting sebagai upaya kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta memberi semangat kembali kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Terlebih pada saat ini kasus sedang melonjak tajam.
Hal itu disampaikan Kang Emil sapaan akrabnya saat di gelar doa bersamamelalui video conference Di Gedung Pakuan Bandung, kemarin (14/07/2021).
Ridwan Kamil menambahkan, dalam beberapa hari terakhir banyak sekali berita duka yang ia terima di telepon genggamnya. Dirinya meyakini kejadian ini juga dialami oleh banyak orang termasuk masyarakat Jawa Barat.
Menurut Kang Emil, situasi ini merupakan kondisi yang luar biasa pahit. Oleh karena itu, sebagai manusia biasa, semua orang membutuhkan kekuatan batin agar usaha dan ikhtiar yang saat ini sedang dilakukan dalam menyelamatkan nyawa diberi kemudahan dan perlindungnan oleh Tuhan YME.
“Sedikitnya ada 5-10 berita duka tiap hari via handphone Saya meyakini di HP masing-masing berseliweran notifikasi berita duka ada seorang ibu yang meninggal keluarganya, kakak yang meninggalkan adiknya, sahabat saya juga tadi berpulang pukul 17.00 WIB mendapat pesan dari mereka yang kehilangan keluarga tercinta”.
Saya memohon maaf atas penerapan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dianggap tidak nyaman bagi beberapa orang. Dengan adanya PPKM Darurat ini diharapkan bisa menekan kasus aktif harian, paparnya.
Salah satu cara untuk mencegah penularan yaitu, dengan menurunkan mobilitas. Terlebih saat ini ada varian baru dari virus COVID-19 di mana tingkat penyebarannya mencapai 5 sampai 10 kali lipat.
Menurutnya, kunci dari situasi yang buruk ini adalah mengurangi mobilitas. Karena hasil kajiannya semakin tinggi mobilitas maka dalam hitungan hari RS-RS betul-betuk tidak akan visa menampung lagi pasien. Sehingga dengan mengurangi mobilitas mudah-mudahan masih bisa mengendalikan, harap Kang Emil.
“Kita tidak ingin melihat Jawa Barat ada jenazah yang tidak terurus yang mungkin terlambat di parkiran, di jalanan,” omnibus.
Dirinya menyadari banyak orang yang terdampak penghasilannya karena adanya PPKM darurat ini. Namun hal ini harus dilakukan untuk mengurangi potensi penularan dan juga jatuhnya korban jiwa.
“Kita tidak ingin ada pasien antre jauh dari kelayakan, saya atas nama pemerintah pusat mohon maaf atas ketidaknyamanan bagi mereka-mereka yang tertahan pencaharian rezekinya atau kegiatan-kegiatan esensialnya semata-mata, inilah ikhtiar yang menurut ilmu harus kita lakukan,” ungkap Kang Emil. (H WAWAN JR)