BEBERAPA waktu lalu Bupati mengajukan raperda perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di Pemkab Bandung.
Dalam raperda tersebut, diantaranya menyebutkan soal pembentukan OPD baru, yakni dinas ekonomi kreatif (erkraf).
Hal itu dibenarkan Ketua Badan Pembuat Perda (Bapemperda) DPRD Kabupaten Bandung, Ir Aep Dedi. ” Tapi setelah diparipurnakan kemarin, raperda itu belum kami bahas . Mungkin minggu depan,” jelasnya di ruang Bapemperda,Soreang, Selasa (7/1/2025).
“Soal perlu tidaknya dinas erkraf nanti bagaimana hasil dari pembahasan dengan eksekutif dan akademisi yang akan kita libatkan saat pembahasan nanti,” sambungnya.
Nanun, ujar Aep, munculnya dinas erkraf itu perintah dari Pusat. Tetapi, jika Kabupaten Bandung menganggap belum perlu sepertinya bisa dipending dengan alasan yang jelas .
” Kan belum ada pembahasannya, jadi kita belum tahu apakah dinas erkraf itu berdiri sendiri atau digabung dengan pariwisata. Yang pasti, DPRD akan menerima masukan dari semua pihak termasuk PULT KUKM akan kita undang untuk diminta masukannya,” imbuh Politisi asal dapil 2 ini.
Sebenarnya, ujar Aep, yang mendesak untuk Kabupaten Bandung itu hadirnya dinas kebesihan. Apalagi, saat ini kita dalam kondisi darurat sampah.
” Memang darurat sampah itu bukan hanya di Kabupaten Bandung saja, tetapi terjadi hampir di semua daerah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk menangani sampah itu perlu anggaran yang tidak sedikit. Idealnya, untuk pengelolaan sampah harus dikerjasamakan dengan pihak ke tiga.
” Cuma di Kabupaten Bandung pihak ke tiganya siapa?. Kalau drngan pihak swasta itu kan pengusaha pasti keuntungan dulu. Dan Pak Bupati untuk mengelola sampah itu, sudah beberapa kali mengajak bekerja sama dengan pengusaha, tapi selalu gagal. Ya, karena itu pengusaha kan harus untung,” jelasnya.
Namun, ujar Aep, ada salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang mengelola disulap menjadi bahan industri, selain untuk kompos.
” Saya lupa lagi nama daerahnya, tetapi kita pernah kunjungan ke sana dan dinas juga di ajak. Jadi, sampah itu dicampur dengan batu bara diolah dijadikan bahan untuk industri. Selain itu, mereka juga memiliki mesin pemilah sampah yang ditempatkan disetiap kecamatan ,” paparnya .
Jadi harapnya, jika sampah dikelola oleh satu dinas kemungkinan bisa lebih fokus. Meskipun, saat ini pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung jauh lebih baik dibanding daerah tetangga.
Dalam sehari Kabupaten Bandung memproduksi sekitar 1224 ton sampah, 60 persen diantaranya dibuang ke TPSA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. (nk)