Di Kab Bandung ada Ratusan Penderita Thalasemi, Ini Kata Bupati Bandung

SETIAP penyakit pasti ada obatnya, Kata Bupati Bandung, H. Dadang Supriatna dihadapan para penderita thalasemia yang hadir pada peringatan hari thalassemia sedunia (World Thalassemia Day), di halaman gedung Alamanda RSUD Majalaya, Cipaku, Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Sabtu (3/6/2023).

Ucapan itu, untuk memotivasi para penderita thalasemia agar memiliki semangat, serta rajin berobat.

“Saya optimis, Allah SWT memberikan penyakit, pasti ada obatnya. Jika Allah SWT memberikan jalan terbaik, insya Allah penderita thalasemia akan sembuh,” ucapnya.

“Mudah-mudahan Allah SWT memberikan jalan terbaik yang kita tak pernah tahu. Dengan ikhtiar, akan mengurangi angka penderita thalasemia, dan zero thalasemia di Kabupaten Bandung,” sambung Dadang.

Menurutnya, ada ratusan kasus thalasemia di Kabupaten Bandung, tetapi itu belum ada pemeriksaan. Untuk mendeteksi, Dadang meminta RSUD Majalaya melakukan pemeriksaan.

“Tolong sampaikan informasinya kepada kami, untuk membuat perencanaan program screening thalasemia di RSUD Majalaya. Saya siap untuk mengantarkannya di APBD Perubahan nanti, akan saya prioritaskan, insya Allah,” katanya.

Program screening jelasnya, bertujuan untuk mendeteksi lebih dini warga yang menderita thalasemia. “Misalnya dalam satu lingkungan belum terdeteksi menderita thalasemia, dengan pemeriksaan screening bisa kelihatan,” ujarnya.

Dadang menyebutkan, thalasemia merupakan penyakit keturunan, sehingga harus diketahui secara dini.

Pada kesempatan itu, Dadang berjanji, penderita thalasemia yang lulusan SMA dan ingin kuliah, pihaknya bisa memberikan beasiswa.

Termasuk yang lulusan SD ingin melanjutkan ke SMP, kemudian yang lulusan SMP ke SMA, akan mendapat prioritas untuk masuk sekolah negeri.

Untuk keluarga thalasemia dengan ekonomi kurang mampu, Dadang berjanji akan memberi bantuan modal.”Dalam rangka mendapatkan penghasilan setiap harinya. Saya minta data keluarga yang ada kasus thalasemia. Ini pemerintah hadir memberikan yang terbaik kepada masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Majalaya Dr. Hj. Yuli Irnawaty Mojosari, M.M, mengatakan, Indonesia angka thalasemia tertinggi di dunia. Bandung Raya, merupakan tertinggi di Jabar. Kabupaten Bandung tertinggi di Bandung Raya.

“Sekitar 5 persen kelahiran membawa sifat thalasemia,” ujar Yuli.

Dia menyebutkan, di RSUD Majalaya ada 130 pasien thalasemia yang mendapatkan pelayanan dengan usia 1 sampai 37 tahun.

Yuli berharap, para penderita thalasemia bisa hidup berkualitas, seperti warga lainnya.Menurutnya, Thalasemia bukan penyakit menular, tapi diturunkan dan belum dapat disembuhkan. Tapi dapat dicegah, sehingga bersama-sama mengurangi dan mencegah gejala thalasemia itu.

Untuk mengetahui gejala thalasemia itu, diantaranya dengan melakukan screening terhadap bayi yang baru lahir dan jelang pernikahan.

“Untuk mengurangi penderita thalasemia, kita harus mencegah pernikahan dengan sesama pembawa sifat thalasemia, karena akan melahirkan anak pembawa sifat yang sama,” katanya.

Yuli berharap, ada kesadaran masyarakat dan kepedulian seluruh stakeholder, untuk memutus penurunan mata rantai thalasemia.(nk) **

dialogpublik.com