Desa Tegalluar Siagakan Satu Unit Mobil Ambulan

AWAL muncul virus covid-19 varian delta, didapati 72 warga Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung di konfirmasi terpapar virus covid-19 dan tiga diantaranya meninggal dunia. Saat ini kasus covid-19 di Desa Tegalluar sudah menurun 100%. Namun, desa tetap menyediakan satu unit mobil ambulan berjaga-jaga jika ada warganya yang harus dilarikan ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat, Kamis (28/10/2021).

Endang, Kasi Kesra Desa Tegalluar mengatakan bahwa saat ini Desa Tegalluar sudah memasuki zona hijau. Sejumlah warga yang terpapar covid-19 sudah dinyatakan sembuh. Penurunan kasus covid-19 di Desa Tegalluar dikarenakan warganya yang taat protokol kesehatan dan sudah di vaksin covid-19.

“Dulu, waktu muncul virus covid-19 varian delta, warga Desa Tegalluar pernah ada yang terkena covid-19 sekitar 72 orang, ada 3 orang yang meninggal. Tapi sekarang sisanya udah pada sembuh. Sekarang Desa Tegalluar bisa dibilang sudah zona hijau. Kasus covid bisa turun karena warga Tegalluar yang positif covid menahan diri dirumah, tidak keluyuran saat isolasi mandiri, tetangga-tetangganya pun memberi perhatian mulai dari makanan dan kebutuhan yang lainnya. Sekarang juga hampir semua warga Tegalluar sudah di vaksin covid dosis satu dan dosis kedua dan selalu menjaga protokol kesehatan,” kata Endang saat di wawancara diruangan kerjanya, Kamis (28/10/2021).

Endang juga mengatakan bahwa Desa Tegalluar menyediakan sejumlah lahan pemakaman khusus covid 19 di TPU Tegalluar Ciputat, Ranca Oray, Tegalluar, Bandung. 3 warga Tegalluar yang meninggal akibat covid-19 dimakamkan di sana.

Desa Tegalluar sangat peduli kepada warganya, salah satunya dengan memberi perhatian khusus kepada warga yang sedang isolasi mandiri berupa pemberian sembako. Selain itu, Desa Tegalluar selalu memperhatikan perkembangan kesehatan warganya yang sedang melakukan isolasi mandiri.

Kasi Kesra Desa Tegalluar mengatakan bahwa desa mengetahui warga Tegalluar ada yang positif covid-19 karena setiap ada warga yang demam tinggi, ketua RW masing-masing melapor ke desa kemudian di cek dan di konsultasikan ke Puskesmas Bojongsoang. Jika terkonfirmasi terpapar covid-19, maka puskesmas memantau pasien tersebut dari jauh. Jika gejalanya parah, maka pihak puskesmas langsung menjemput pasien tersebut untuk di beri tindakan lebih lanjut.

“Desa tahu karena setiap ada warga yang demam tinggi, maka ketua RW melapor ke desa, kemudian kita cek dan konsultasi ke puskesmas, apakah orang tersebut kena covid-19 atau DBD. Kalau kena covid, puskesmas memantau dari jauh dan memberi arahan kepada pasien yang isolasi mandiri. Jika gejala covidnya parah, puskesmas langsung menjemput pasien tersebut dan diberi perawatan,” katanya.

Endang juga mengatakan bahwa Desa Tegalluar menyediakan ambulan untuk masyarakat, namun jika untuk membawa warga yang terpapar covid-19 harus ada persetujuan dan harus di cek terlebih dahulu kelayakan ambulan tersebut untuk membawa pasien covid-19.

“Dulu sempat ada warga Tegalluar yang dilarikan ke rumah sakit, tapi dari pihak Puskesmas Bojongsoang yang menanganinya karena dari awal sakit sudah dipantau oleh pihak puskesmas. Sekarang desa menyediakan ambulan, namun untuk membawa pasien covid-19 harus ada persetujuannya dulu dan harus di cek dulu layak tidaknya ambulan ini membawa pasien covid-19,” katanya.

Sementara itu, Lela salah satu warga Desa Tegalluar yang pernah terpapar covid-19 mengatakan bahwa Desa Tegalluar sangat peduli dengan rakyatnya. Desa memperhatikan warganya yang isolasi mandiri dan memberi bantuan berupa sembako.

“Waktu isolasi mandiri kemarin, dari pihak Desa Tegalluar ada yang ngasih bantuan sembako sama keluarga saya,” pungkas Lela.

Reporter : Mayang Sri Pertiwi
                   Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.