Dede Yusuf : Pilkada 2020 Sebaiknya Ditunda

WAKIL Ketua Komisi X DPR RI,.Dede Yusuf menilai, adanya perlakuan berbeda antara sekolah dengan Pemilihan kepala daerah.(Pilkada) yang tidak fair.

“Kenapa sekolah dihentikan tetapi Pilkada jalan terus, itu tidak fair,” katanya usai kunjungan kerjanya (kunker) ke Kabupaten Bandung, Kamis (01/10/2020).

Menurut Politisi Demokrat ini,. meneruskan tahapan Pilkada di saat Pandemi belum melandai, sangat tidak efektif. Sebenarnya, kalau semua ingin ditiadakan, maka Pilkada pun mestinya diundur.

“Tapi kelihatannya Pilkada lebih penting dibanding sekolah atau yang lainnya,” ujarnya.

Bahkan Dede menilai, Pilkada tahun ini tak akan efektif digelar di tengah pandemi, kemungkinan akan memunculkan masalah.

Menurutnya, jika harus ada perubahan undang-undang untuk mengatur penundaan Pilkada, Dede menegaskan, itu hal yang sangat bisa.

Dengan keputusan yang tetap menggelar Pilkada serentak di tengah Pandemi, Dede menilai jika pemerintah lebih mementingkan Pilkada dibandingkan yang lain.

“Kita melihat pilkada menjadi lebih penting dari sekolah atau yang lain,” tandasnya.

Kaitan ditundanya Kompetisi Sepakbola Liga Satu Indoneaia, yang rencananya bergulir Oktober 2020 ini, menurutnya itu karena tidak mendapat izin dari kepolisian.

Dede menyayangkan, harusnya penjadwalan olahraga, termasuk sepak bola tak banyak diatur oleh pemerintah. Pasalnya masing-masing cabang olahraga memiliki aturan dari induk olahraganya masing-masing.

“Penjadwalan olahraga itu mestinya tidak terlalu diatur-atur oleh pemerintah,” ungkapnya.

Disebutkan Dede, meski saat ini masih dalam situasi pandemi harusnya liga berjalan.

Menurutnya liga masih bisa berjalan dengan tanpa penonton di lapangan.

“Di beberapa belahan dunia pun sekarang menggunakan liga virtual jadi tanpa penonton, mereka (klub) bermain tanpa penonton, dan penontonnya virtual,” jelasnya.

Dengan dihentikannya liga, ujarnya, walaupun sesaat akan merusak sistem kontrak. Sebagaimana diketahui, setiap klub sudah memiliki perjanjian atau kontrak dengan pemain, pelatih, hingga sponsor.

“Saya sudah menyarankan, kalau bisa itu berjalan, berjalan saja tapi liga virtual, karena kan ? pemainnya melewati swab test atau PCR dulu,” Pungkasnya. (nk)