Dampak PPKM Petani Cabai di Kabupaten Bandung Merugi

DAMPAK penerapan PPKM, kini petani cabe pun merugi. Kondisi ini dialami Rustandi (53), petani cabai, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

“Karena PPKM, penjualan cabai jadi berkurang. Harga anjlok, biaya produksi tidak tertutup petani kini tinggal “daki”, ” katanya di Pasirjambu, Selasa (31/8/2021).

Menurutnya, sejak hotel dan restoran ditutup penjualan cabai pun jadi anjlok. “Pembeli cabai terbanyak itu hotel dan restoran, bisa sampai satu ton,” ujarnya.

Sekarang, pasokan untuk hotel dan restoran hanya tinggal dua kwintal saja. Akibatnya, cabai yang sudah di panen numpuk di gudang.

Bahkan, ujar Rustandi, untuk menjaga agar cabainya tidak busuk, banyak petani yang enggan memanen cabainya.

Rustandi mengaku terpaksa memanen cabainya meskipun harga jual sangat murah Rp 8 ribu per kg.

” Harga Rp 8 ribu tidak menutup biaya produksi, hanya bisa buat bayar pekerja saja,” jelas petani dengan luas lahan kebun cabainya sekitar 2 ha.

Saat normal, katanya, harga cabai bisa sampai Rp 20 ribu per kg.

Rustandi mengungkapkan, harga cabai turun sejak dua bulan yang lalu atau hampir satu musim.

Sebenarnya, masih menurut Rustandi, anjloknya harga cabai bukan karena PPKM saja, melainkan juga akibat perubahan musim.

“Sekarang kan kemarau, pematangan buah lebih cepat karena sinar matahari yang banyak. Beda kalau musim hujan, untuk pematangan buah agak lambat,” katanya.(nk)