Buka Upland Subang Expo, Pj. Bupati Subang Berharap Upland Menghasilkan Standarisasi Produk

PENJABAT (Pj) Bupati Subang Dr. Drs. Imran, M.Si., MA.Cd, membuka kegiatan Upland Subang Expo 2024, bertempat di hotel Laska Subang. Pada Rabu (11/12/2024)

Upland Subang Expo 2024 merupakan sebuah sebuah Pameran hasil pertanian yang dilakukan oleh para Petani yang mengikuti program Upland.

Pada Expo tersebut ditunjukkan berbagai macam hasil dan olahan Pertanian, khususnya hasil pertanian komoditas utama Upland Project di Kabupaten Subang.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Bambang Suhendar, S.IP, dalam laporannya menyampaikan bahwa, Program Upland telah berlangsung di Kabupaten Subang sejak tahun 2021 hingga 2024 dengan komoditas utama yakni Manggis.

Bambang menjelaskan, Program Upland telah dilaksanakan di 13 Kabupaten, dan salah satunya adalah Subang.

Ia memaparkan, bahwa program Upland telah membangun berbagai fasilitas serta infrastruktur pendukung seperti :

– Jalan usaha tani sepanjang 53 km
– Dam parit sebanyak 10 Unit
– Embung sebanyak 5 unit
– Pipanisasi sepanjang 88 km
– Land Terasering 200 Ha
– Sumur Pantek 25 titik
– Bibit manggis 16.950 pohon
– Pupuk organik 1.717.500
– Warehouse 6
– Cator 15 unit
– Mobil pick up 5 unit
– Alsintan 6068 unit
– Sarana P2L tersebar di 3 titik
– Pekerjaan UPPO 11 unit

Lebih lanjut lagi, Manager PMU Upland Dirjen PSP Kementerian Pertanian Muhammad Ikhwan, S.E.,MM dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa, Upland Project adalah program pertanian terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas petani di wilayah dataran tinggi yang menyelaraskan antara sektor hulu (sebelum panen) dan hilir (pascapanen).

Ikhwan mengatakan bahwa, Upland Project sebenarnya akan selesai pada tahun 2024, namun karena pada tahun 2021-2022 terdampak covid19, maka diberikan relaksasi sehingga berlanjut hingga tahun 2026.

“Mohon dimanfaatkan dengan baik Upland Project ini.” Jelasnya

Sementara itu, Pj. Bupati Subang Dr. Imran, dalam sambutannya menyampaikan terkait pengalamannya di bidang Peternakan dan Pertanian, dimana dirinya sempat bekerja Part time dalam mengurus pertanian dan peternakan di Australia, sehingga ia memiliki pemahaman tentang kedua bidang tersebut.

“Saya anak kampung tiba-tiba tugas di kota, jadi walikota, kemudian jadi Bupati itu di Subang dan saya terbiasa dengan kehidupan pertanian kalau kita mau diskusi, nggak selesai nanti dengan saya karena saya sudah praktek langsung.” Tuturnya

Dr. Imran menjelaskan bahwa, dengan hadirnya program bantuan seperti Upland, seharusnya pertanian di Indonesia, khususnya di Subang dapat berkembang dengan pesat dan memiliki standarisasi, baik dari produksi maupun dari pengelolaannya.

“Dengan bantuan yang seperti ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Pertanian seharusnya kita itu sudah beranjak ke arah itu. Beranjak kepada arah standarisasi, apakah itu pengelolaanya apakah itu produknya.” Tambahnya

Dr. Imran menegaskan, bahwa dirinya ingin menggugah kesadaran semua pihak tentang program yang telah diluncurkan oleh Pemerintah, dimana program tersebut diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun kelompok tani.

“Ini yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini, saya ingin menggugah kesadaran bapak dan ibu sekalian ini, begitu besar duit ini yang dikeluarkan oleh pemerintah yang kalau kita tidak bisa memanfaatkan dengan baik itu sama dengan kita buang garam ke laut.” Ucapnya.

Dr. Imran menyatakan, saat ini bidang pertanian sudah saatnya meningkatkan kapasitasnya, bukan hanya sampai pada tahap produksi, tapi harus dapat mempunyai standarisasi serta meningkatkan kualitas sehingga pasarnya meningkat.

“Sekarang bukan hanya sampai tingkat produksi, Tapi sudah harus meningkat kepada standarisasi atau kualitas itu, produk pertanian kalau kita ingin menembus pasar.”

Selanjutnya, Dr. Imran juga menjelaskan bahwa Subang saat ini belum bisa melakukan standarisasi dan melakukan mappinh potensi, sehingga berbagai program yang seharusnya dapat memberikan kemajuan bagi Subang tidak dapat berjalan dengan maksimal.

“Kita belum bisa melakukan standarisasi dan me mapping potensi yang ada di Subang sehingga Program yang digagas itu belum bisa memberikan hasil yang maksimal untuk mengangkat ini Subang secara umum, maupun meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat kelompok tani.” Jelasnya(Adih)